Rusmawati Membangun Kemandirian Anak Melalui Sanggar Belajar

Foto : Satu Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

VIVA — Kawasan pesisir di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, merupakan wilayah yang terjebak dalam kemiskinan dan kurangnya akses pendidikan memadai. Banyak anak di daerah ini terpaksa berhenti sekolah karena berbagai keterbatasan ekonomi dan sosial. Di tengah situasi sulit ini, sebagian masyarakat memegang semboyan “Kerja tak kerja, asal hidup enak,” yang mencerminkan kondisi pasrah tanpa ambisi untuk meningkatkan taraf hidup.

Kisah Inspiratif, Bangun Kemandirian Pendidikan dengan Sanggar Belajar Anak

Namun, keadaan ini justru menjadi pemicu bagi Rusmawati, seorang aktivis yang tergabung dalam LSM Hapsari, untuk melakukan perubahan, seperti dilansir dari Astra Satu Indonesia Awards.

Hapsari sendiri adalah organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan. Rusmawati merasa perlu memberi kontribusi nyata kepada masyarakat dengan menyediakan wadah pendidikan untuk anak-anak melalui pembentukan Sanggar Belajar Anak (SBA). Sanggar ini tidak hanya menyediakan pendidikan tetapi juga mempersiapkan anak-anak agar bisa mandiri di masa depan.

Pemberdayaan Pesisir dan Membangunan Kemandirian dengan Medium Sanggar Belajar Anak

Dukungan dari Komunitas dan Organisasi Pendamping

Rusmawati lahir di Desa Bingkat pada 2 Februari 1976, dan sejak lama dikenal aktif dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat pesisir. Bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Serikat Petani Pesisir dan Nelayan (SPPN), dia bekerja keras untuk mengelola dan membangun Sanggar Belajar Anak.

Petenis Jepang Juara Men's World Tennis Championship 2024 Bali Seri I

Dalam menjalankan kegiatan di sanggar ini, SBA mendapatkan bantuan dana dari berbagai sumber, termasuk Hapsari sebagai induk organisasi, SPPN, serta iuran murid yang berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000 per bulan. Sanggar ini juga menerima bantuan dari lembaga asing yang peduli terhadap pendidikan di wilayah terpencil.

Foto : Satu Indonesia

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Selain fokus pada anak-anak, SBA juga memberikan pelatihan kepada ibu-ibu wali murid dalam hal berorganisasi dan membahas persoalan yang berkaitan dengan perempuan, ekonomi, sosial, dan budaya. Diskusi ini membangkitkan semangat para ibu untuk lebih mandiri dalam menghadapi persoalan hidup.

Pemberdayaan Ekonomi Lewat Kelompok Usaha

Sebagai bagian dari pengembangan masyarakat, SBA tak hanya mendidik anak-anak tetapi juga mendukung ibu-ibu rumah tangga melalui program pinjaman lunak. Dalam empat tahun terakhir, lebih dari 40 ibu rumah tangga telah mendapatkan pinjaman sebesar Rp1 juta per orang. Dana ini digunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi kreatif, seperti beternak ayam dan bebek, berkebun sayuran, hingga membuat ikan asin.

Usaha-usaha ini memberi tambahan penghasilan yang bermanfaat untuk keluarga mereka. Keberhasilan pemberdayaan ekonomi ini memberikan dorongan besar bagi masyarakat setempat. Kini, banyak ibu rumah tangga yang mulai berani memulai usaha kecil-kecilan di rumah dan bertekad meningkatkan kualitas hidup keluarga mereka.

Melalui Sanggar Belajar Anak, Rusmawati tidak hanya menyediakan pendidikan bagi anak-anak tetapi juga menanamkan semangat kemandirian dan kesadaran sosial bagi masyarakat sekitar. Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam mengubah wajah kawasan pesisir Serdang Bedagai yang penuh tantangan, menuju masyarakat yang lebih berdaya dan mandiri.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya