UNESCO dan UNICEF Tunjuk Bali sebagai Tuan Rumah Gateways Study Visit 2024, 20 Negara Akan Hadir

Guru SMPN 4 Saradan di Madiun, Jawa Tengah Lia Peni Susilowati menggunakan platform Merdeka Mengajar untuk mengembangkan kemampuan mengajar sesuai kebutuhan murid - Foto: Istimewa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)

Bali, VIVA – Indonesia merupakan negara dengan ekosistem pendidikan terbesar ke empat di dunia. Berbagai transformasi pendidikan telah dilakukan untuk mendukung kesuksesan sistem belajar mengajar di dunia pendidikan.

Kemendikbudristek Membuka Jalan Pendidikan Papua dan 3T lewat Program ADEM dan ADik

Untuk itu, UNESCO, organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan UNICEF, organisasi PBB yang bergerak di bidang kemanusiaan dan pembangunan untuk hak anak, menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Gateways Study Visit di Bali pada 1–3 Oktober 2024.

Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara termasuk Finlandia, India, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab dan 9 organisasi internasional.

Para Pakar dan Praktisi Teknologi Kumpul Bahas Peran AI Genjot Pendidikan di Indonesia

Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • Kemdikbud.go.id

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril menyebutkan, dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan berbagai platform dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikbudristek, khususnya untuk mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar.

Uang Habis Terus? Ini Rahasia Perencanaan Keuangan Keluarga yang Baik

"Di Indonesia, transformasi pendidikan dilakukan melalui adopsi teknologi untuk pembelajaran, yang didukung dengan kebijakan untuk mendukung keberlanjutan prosesnya," kata Iwan Syhril, di Sanur Bali, Minggu, 29 September 2024.

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem pendidikan terbesar keempat di tingkat dunia. Mencakup lebih dari 60 juta murid, lebih dari empat juta pendidik yang tersebar di lebih dari 400 ribu sekolah, kompleksitas dan cakupan transformasi

UNESCO dan UNICEF meyakini kehadiran platform dan konten digital akan membuka akses lebih luas terhadap pembelajaran berkualitas di negara maju maupun berkembang.

"Indonesia akan membuka ruang diskusi bagi para peserta untuk mengkaji bagaimana praktik terbaik di Indonesia dapat diterapkan di negara mereka, dan sebaliknya, praktik terbaik di negara mereka bagaimana dapat diterapkan di Indonesia," ujarnya.

Pimimpin Gateways UNESCO Mark West mengatakan, kerja sama lintas batas ini bertujuan untuk membantu negara maju dan berkembang dalam mengembangkan platform pembelajaran digital yang terbuka bagi masyarakat umum.

"(Dalam Gateways Study Visit kali ini), kami akan mengunjungi Indonesia pada pekan pertama Oktober 2024 untuk mempertemukan perwakilan dari berbagai negara, sehingga mereka dapat melihat dan mempelajari apa yang dilakukan di Indonesia secara langsung,” kata Mark West.

Pimpinan Gateways dan Kepala Pusat Inovasi Pembelajaran Global UNICEF, Frank van Cappelle mengatakan, dia tidak sabar untuk melihat Gateways Study Visit selanjutnya karena Indonesia merupakan salah satu yang terdepan dalam melakukan transformasi digital. “Banyak hal yang dapat kami pelajari dari Indonesia,” katanya.

Untuk mengakomodasi minat para peserta delegasi guna mempelajari transformasi pendidikan di Indonesia, aneka sesi dalam Gateways Study Visit Indonesia 2024 akan didesain interaktif, termasuk melalui keberadaan ekshibisi, kunjungan ke sekolah setempat, dan lokakarya.

Peserta Gateways diharapkan dapat mengaplikasikan temuan-temuan dari Indonesia untuk mendukung keberlanjutan transformasi pendidikan di negara masing-masing. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya