Viral Guru Eksploitasi Foto Siswi SMP di Instagram, Sekda Bali: Tindak Tegas!

Ilustrasi depresi.
Sumber :
  • Pinkvilla

Tabanan, VIVA – Sekretaris Daerah (Sekda) Bali, Dewa Made Indra, mengungkapkan keprihatinannya atas kasus yang melibatkan seorang guru di Tabanan yang diduga mengeksploitasi siswi di bawah umur melalui pembuatan konten video dan foto yang menampilkan pose-pose sensual dengan seragam sekolah yang ketat.

Cerita Nadia Siswi Kristen di Kota Bogor Sekolah 9 Tahun di Madrasah

Kasus ini menjadi berita viral di media sosial, dan menyebabkan gelombang kecaman dari masyarakat, baik di Bali maupun di tingkat nasional.

Konten yang dibuat oleh guru SMPN 2 Kerambitan ini pertama kali menjadi viral setelah diunggah melalui sebuah utas dari akun X bernama nad3tte, yang hingga kini telah dilihat sebanyak 1,5 juta kali. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai perlindungan anak-anak di lingkungan sekolah dan menyoroti pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan media sosial oleh guru dan siswa.

Coding Bakal Diajarkan di SD, Mendikdasmen: Bukan Pelajaran Wajib

Kasus ini mencuat ke permukaan setelah seorang guru dengan akun Instagram bernama Nangkela berulang kali membuat konten yang melibatkan siswi SMPN 2 Kerambitan sebagai model. Dalam konten tersebut, terlihat bahwa siswi-siswi ini mengenakan seragam sekolah yang ketat, dan pengambilan gambar dilakukan di lingkungan sekolah.

Tindakan ini dinilai oleh banyak pihak sebagai bentuk eksploitasi terhadap anak di bawah umur dan telah menuai kritik keras dari masyarakat yang melihatnya sebagai tindakan yang tidak pantas dan melanggar norma-norma kesopanan.

Kisah Anak SMP Sudah Hamil, Suami Sibuk Main Bola saat Istri Mau Melahirkan

Melihat kasus ini telah menjadi viral dan menarik perhatian publik secara luas, Sekda Bali, Dewa Made Indra, merasa perlu untuk turun langsung dan menelusuri kebenaran dari peristiwa ini. Ia juga menekankan bahwa seragam sekolah di Bali seharusnya mengikuti aturan yang ketat dan sopan.

“Aturan seragam di sekolah pasti ada seperti pakaian sopan, kalau wanita tidak boleh pakaiannya ketat, kemudian rok harus di bawah lutut, kaos kaki di atas mata kaki, saya pikir semua sekolah melakukan itu,” ujar Dewa Made Indra seperti dilansir Antara, Rabu 21 Agustus 2024.

Dewa Indra menegaskan bahwa kasus ini tampaknya merupakan insiden yang bersifat individual dan bukan mencerminkan kebijakan umum sekolah-sekolah di Bali. Namun demikian, ia menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran penting bagi seluruh kepala sekolah di Bali agar lebih ketat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para guru dan siswa.

“Ini pasti kasus bersifat individual, ini harus jadi pelajaran bahwa nanti kepala sekolah-kepala sekolah harus melakukan pembinaan,” sambung birokrat nomor satu di Pemprov Bali itu.

Dengan semakin ramainya perbincangan mengenai kasus ini, Dewa Indra menduga bahwa pemerintah Kabupaten Tabanan seharusnya sudah mengetahui masalah ini terlebih dahulu. Oleh karena itu, langkah pertama yang ia ambil adalah mengonfirmasi kebenaran informasi ini melalui koordinasi dengan Pemda Tabanan.

“Kami berharap pemerintah kabupaten segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini, jika nanti setelah dilakukan pemeriksaan ada pelanggaran disiplin, maka kami sarankan segera ditindak,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Darma Utama, yang dikonfirmasi secara terpisah, membenarkan bahwa kasus ini memang terjadi dan pihak sekolah telah mengambil tindakan awal.

“Sudah dilakukan rapat kepala sekolah, pengawas dan wakil kepala sekolah dengan memanggil guru yang bersangkutan, diperintahkan akun dihapus dan guru atau pemilik akun diberikan sanksi pembinaan,” ujarnya.

Kasus ini juga membuka diskusi yang lebih luas tentang bagaimana media sosial dapat digunakan secara tidak bertanggung jawab oleh individu yang seharusnya menjadi teladan bagi anak-anak. Masyarakat kini berharap agar tindakan tegas diambil tidak hanya terhadap guru yang bersangkutan tetapi juga agar ada langkah-langkah preventif yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dengan semakin meningkatnya perhatian publik terhadap kasus ini, Pemerintah Provinsi Bali diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah ini secara tuntas dan memastikan bahwa lingkungan pendidikan tetap menjadi tempat yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak-anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya