Kemendikbudristek Klaim Kurikulum Merdeka Kurangi Kesenjangan Pendidikan

Guru dan peserta didik. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • vstory

VIVA – Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek mengumumkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka Belajar terbukti mampu mengurangi ketimpangan pendidikan di Indonesia.

Dalam keterangan yang disampaikan oleh Kemendikbudristek, Kepala BSKAP Kemendikbudristek Anindito Aditomo menjelaskan hal tersebut dalam Forum on Education and Learning Transformation (FELT) Indonesia, yang bekerja sama dengan Article 33 Indonesia.

“Ketimpangan pendidikan bisa kita perangi sehingga berkurang. Kita bisa melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas sekaligus mengurangi kesenjangan, seperti yang dilakukan Kemendikbudristek,” ujarnya dikutip VIVA Edukasi dari Antara, Kamis 25 Juli 2024.

Anindito juga menguraikan beberapa kebijakan utama yang telah diterapkan oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan pemerataan pendidikan.

“Kami melakukan distribusi sumber daya yang lebih afirmatif melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), serta kontekstualisasi kurikulum melalui Kurikulum Merdeka,” tambahnya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa Kemendikbudristek telah memberikan akses pengembangan guru yang lebih demokratis melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), menetapkan target kompetensi literasi dan numerasi yang diukur melalui Asesmen Nasional dan Rapor Pendidikan, serta mengurangi segregasi melalui zonasi.

Ilustrasi guru mengajar siswa.(DOK. Kemendikbud Ristek)

Photo :
  • vstory

Berdasarkan data PISA tahun 2015 dan 2022, atau sebelum dan sesudah kebijakan PPDB diberlakukan, terdapat peningkatan keragaman sosial ekonomi di dalam tiap sekolah serta kesamaan level sosial ekonomi antar sekolah.

Sumbangsih Alumni Akpol 91 Batalyon Bhara Daksa Cetak Generasi Unggul Lewat Pendidikan

“Kontribusi sosial ekonomi terhadap prestasi juga berkurang. Dengan kata lain, latar belakang sosial ekonomi murid menjadi prediktor yang lebih lemah terhadap prestasi mereka, yang merupakan indikator meningkatnya keadilan dalam pendidikan,” ujarnya.

Baca: Kontroversi Penetapan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional

Kemendikbudristek Rekomendasikan 272 Warisan Budaya Tak Benda

Menutup presentasinya, Anindito menyatakan bahwa implementasi Merdeka Belajar sudah berjalan sesuai kebutuhan, meskipun masih memerlukan berbagai penyesuaian.

“Merdeka Belajar adalah arah yang tepat. Secara nasional, perbaikannya sangat terlihat, tetapi kita perlu melakukan beberapa hal yang lebih terfokus pada sekolah dan kelompok-kelompok yang tertinggal, sehingga mereka mendapatkan manfaat lebih dari kebijakan-kebijakan pemerintah,” tutupnya.

Belajar Bahasa Inggris Cepat Lewat Metode Dual Track

Ilustrasi guru sedang mengajar muridnya. Unsplash.com/Husniati Salma.

Photo :
  • vstory
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kehormatan dan menemui Presiden Republik Demokratik Rakyat Laos, Thongloun Sisoulith dan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone di Laos (sumber: Tim Media Prabowo).

Bertemu Presiden Laos, Prabowo Kenalkan Diri sebagai Calon Presiden Terpilih RI

Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Laos dan bertemu dengan Presiden Laos Thongloun Sisoulith dan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone.

img_title
VIVA.co.id
6 September 2024