Mahasiswa LSPR Luncurkan Program Ruang Belajar untuk Cilincing
- Istimewa
VIVA – Akses pendidikan di Indonesia masih belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa akses pendidikan formal untuk tingkat SD sampai dengan SMP di Kelurahan Cilincing masih sangat terbatas.
Menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan anak bangsa, sekelompok mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR (London School of Public Relations) meluncurkan program relawan ajar dan donasi untuk anak-anak di Kampung Baru Nelayan Cilincing dengan nama Runcing (Ruang Belajar Untuk Cilincing).
Pada tanggal 22 dan 23 Juni 2024, bertempat di RPTRA Cilincing Berseri Jakarta Utara, Panitia Runcing bersama para Relawan Ajar telah melaksanakan kegiatan pengajaran bagi anak-anak usia 3 sampai 12 tahun. Program Runcing merupakan kolaborasi antara LSPR dan komunitas Sekolah Di Utara yang fokus pada pengembangan pendidikan informal bagi masyarakat di Kampung Baru Nelayan Cilincing.
Hari pertama diisi dengan pengenalan tata krama dan pengajaran pengetahuan umum kenegaraan seperti Pancasila dan keberagaman etnis dengan metode story telling yang diikuti dengan praktik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu mengembangkan pola pikir anak-anak dengan meningkatkan interaksi sosial, komunikasi, dan pengetahuan dasar.
Para pengajar hari pertama kagum dengan antusiasme belajar yang tinggi dari anak-anak Kampung Baru Nelayan Cilincing. Iren Ayu Nindi selaku dosen LSPR menuturkan bahwa hampir seluruh anak-anak yang mengikuti kegiatan ini sangat kooperatif serta secara seksama memperhatikan materi Pancasila dan keberagaman Indonesia, hal tersebut terbukti dari sesi kuis yang dapat dijawab dengan baik oleh anak-anak.
Harapan baik juga disampaikan oleh dosen LSPR yang memberikan materi tata krama. "Semoga program yang mengusung tema Sustainable Development Goals (SDG's) khususnya pada sektor edukasi seperti ini dapat diselenggarakan lebih sering lagi dan dapat dirasakan secara merata bagi anak-anak di Cilincing Jakarta Utara," ucap Karina Indah Septiani.
Hari kedua, panitia Runcing bersama dengan Forum GenRe DKI Jakarta memberikan pengajaran sains dan SPOK, Sex Education seperti identifikasi bagian tubuh privat dan perubahan yang terjadi selama masa pubertas, serta craft and counting yang dapat membantu anak-anak dalam pemecahan masalah melalui keterlibatan kreatif dan analitis dengan lingkungan mereka.
Khairunnisa Masthura dari Forum GenRe DKI Jakarta merasa senang bisa ikut terlibat di Runcing. “Saat saya menjadi salah satu pendidik dalam kegiatan ini yang mengedukasi mengenai pendidikan seks, batasan diri dan hubungan interpersonal, seluruh peserta yang berusia 7-12 tahun terkhusus perempuan mengikuti pembelajaran dengan sangat aktif melalui keinginan mereka untuk bercerita tentang pengalaman mereka," ujarnya.
"Program pengajaran ini hadir dari adanya mata kuliah Community Development yang mengutamakan Sustainable Development Goals (SDG’s) dan bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas bagi anak-anak di Kampung Baru Nelayan Cilincing di mana mereka tidak dapat menempuh pendidikan formal TK sampai dengan SD," ucap Alfilonia
Harwinda selaku Dosen LSPR yang membimbing para panitia Runcing.
Tidak hanya program edukasi, Panitia Runcing juga akan melakukan renovasi bangunan Sekolah Di Utara serta penyerahan donasi buku pendidikan, mainan edukasi, dan alat belajar yang telah dikumpulkan dari masyarakat dan berbagai instansi pendidikan sekitar Jakarta untuk anak-anak di Kampung Baru Nelayan Cilincing pada tanggal 30 Juni 2024.
Bangunan Sekolah Di Utara yang akan direnovasi ini sebelumnya memiliki kondisi yang memprihatinkan. Bangunan tersebut berdiri di bawah jembatan dengan kondisi jendela dan pintunya telah rusak sehingga debu jalanan memenuhi lantai serta rak-rak buku mereka. Meskipun begitu, antusiasme anak-anak di RW 08 Kampung Baru Nelayan Cilincing untuk belajar sangat tinggi. Oleh sebab itu panitia Runcing beserta organisasi Lions Club International bekerja sama untuk memperbaiki bangunan semi permanen ini.
“Program ini bukan hanya tentang seremoni peluncuran The New Face of Sekolah Di Utara, tetapi juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk berkontribusi nyata dalam memberikan edukasi bagi anak-anak Cilincing yang sulit dalam mengakses pendidikan formal,” ujar Ketua Media & Partnership Runcing, Muhammad Febriansyah Litawan.
Ketua Program Runcing, Nathasya Treena, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan berbagai pihak, termasuk relawan pengajar, panitia, Dasawisma lokal, pemerintah setempat, dan Lions Club International. “Dukungan mereka memudahkan para relawan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya edukasi yang inklusif bagi para penerus bangsa,” ujarnya.
“Kami berharap program Runcing ini dapat memberikan efek keberlanjutan pada peningkatan akses pendidikan anak-anak Kampung Baru Nelayan Cilincing,” kata Nathasya.
Rasa syukur dibalut harapan juga disampaikan oleh Siti Asillah selaku dasawisma dan inisiator bangunan Sekolah di Utara. "Saya sangat bersyukur atas adanya program Runcing ini. Dedikasi mahasiswa LSPR dan relawan pengajar akan membuka peluang bagi anak-anak Kampung Baru Nelayan Cilincing untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Program ini merupakan bukti nyata bahwa kepedulian dan kerjasama antar individu dan organisasi dapat menghasilkan perubahan yang positif."
Runcing adalah program relawan ajar dan donasi yang diinisiasi oleh mahasiswa Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR (London School of Public Relations) bekerja sama dengan Sekolah Di Utara. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan informal bagi anak-anak di Kampung Baru Nelayan Cilincing yang tidak dapat menempuh pendidikan formal TK sampai dengan
SD.
Baca artikel VIVA Edukasi menarik lainnya di tautan ini.