Katakan Tidak pada Tindakan Bullying di Lingkungan Sekolah

Ilustrasi bullying.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta – Masa sekolah yang seharusnya menjadi masa yang indah, realitasnya tidak untuk sebagian anak. Masa sekolah menjadi waktu yang penuh dengan ketakutan, kecemasan, dan penderitaan yang disebabkan oleh perilaku bullying atau intimidasi.

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkap, ada sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023. Data ini meningkat signifikan dibandingkan data tahun sebelumnya yang dihimpun dari KPAI dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), dimana tercatat 226 kasus di 2022, 53 kasus di 2021 dan 119 kasus di 2020.  Ironisnya, kasus bullying ini meningkat dari tahun ke tahun. 

Resmikan Gedung Baru, IPEKA Palembang Komitmen Hadirkan Pendidikan Berkarakter

Jenis bullying yang paling sering dialami korban adalah bullying fisik (55,5%), bullying verbal (29,3%) dan bullying psikologis (15,2%). Untuk tingkat jenjang Pendidikan, siswa SD menjadi korban bullying terbanyak (26%), diikuti siswa SMP (25%) dan siswa SMA (18,75%). Angka yang tersebutkan ini adalah adalah angka yang tercatat, dan diluar dari angka ini, masih banyak korban yang tidak melaporkan dan tidak tercatat telah terjadi disemua lapisan lingkungan Masyarakat kita. 

Sejalan dengan itu, Yasinta Indrianti, S. Psi., M. Psi., Psikolog anak dan remaja dari EduPsycho Research Institute  yang sering mengamati perilaku bullying atau perundungan, mengatakan fase remaja memang sangat rentan bagi anak  untuk menjadi korban bullying atau bahkan pelaku.  Fase remaja merupakan masa pencarjan jati diri yang terkadang, hal ini tak disikapi secara positif sehingga menyebabkan anak menjadi korban atau pelaku bullying.

Ahmad Luthfi Janjikan Sekolah Gratis dan Subsidi Ongkos Bagi Anak Keluarga Miskin

Tari Bali

Photo :
  • istimewa

Ada beberapa penyebab terjadinya bullying di sekolah. “Didukung dengan karakteristik remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, ingin rasa berkompetisi menunjukkan eksistensi tetapi terkadang tidak bisa menyalurkannya dengan tepat,” ungkapnya.

Mengatasi bullying memerlukan berbagai aktivitas positif, baik dari individu yang menjadi korban maupun dari lingkungan sekitarnya. Beberapa aktivitas positif yang dapat membantu mengatasi bullying:

1.    Peran Orang Tua dan Keluarga 

Orang tua dan keluarga memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak mereka, memonitor perilaku mereka, dan memberikan dukungan jika mereka menjadi korban atau pelaku bullying.

2.    Pendidikan dan Kesadaran

Mendidik individu tentang dampak negatif dari perilaku bullying dan pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat dapat membantu mengubah persepsi dan perilaku.

3.    Pembentukan Karakter

Mendorong pembentukan karakter yang kuat dan nilai-nilai positif seperti empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan toleransi dapat membantu mencegah perilaku bullying.
 

4.    Membangun Budaya Sekolah yang Produktif

Membangun budaya sekolah yang produktif akan menumbuhkan penghargaan atas keberagaman. 

5.    Pendekatan Komunitas: 

Melibatkan komunitas dalam upaya pencegahan bullying, seperti menyelenggarakan acara atau kampanye anti-bullying, dapat menciptakan kesadaran dan dukungan yang lebih luas. Beberapa perusahaan seperti
PT. Yupi Indo Jelly Gum sudah melakukan kampanye anti bullying ke ratusan sekolah di Indonesia.

Saat ini, sudah seharusnya siswa diberikan aktivitas positif, seperti kompetisi yang dapat bersaing secara sehat. Ada beberapa kompetisi positif agar siswa dapat menyalurkan ide dan bakatnya seperti Yupi Good Talent yang sudah sering diadakan setiap tahunnya.  

Yupi Good Talent, merupakan ajang pencarian bakat untuk anak dan  remaja. Di sinilah,  anak-anak dan remaja Indonesia dapat menyalurkan  kreativitasnya dan mengekspresikan talenta positif dalam bidang seni yakni menyanyi, menari dan lainnya seperti story telling, gymnastic dan bermain musik.

Ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk menginspirasi perubahan positif dalam budaya dan perilaku sehari-hari. Tahun ini, Yupi Good Talent  menjadi tahun ke-lima, dengan total peserta ribuan setiap tahunnya.
Tak sekedar permen, Yupi juga mengeluarkan Yupi CDZ (Vitamin C-Vitamin D-Mineral Zinc) yang terbukti membantu menjaga daya tahan kamu supaya tidak gampang sakit, sehingga bisa terus beraktifitas dan berkarya tanpa halangan.

“Anak-anak dan remaja dapat menyalurkan energinya ke hal-hal yang positif dan kreativitas mereka menjadi prestasi yang bisa dibanggakan serta menginspirasi. Kami selalu menyuarakan semangat positif dan ceria,” kata  Addyono H. Koloway, Promotion Manager PT Yupi Indo Jelly Gum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya