Vokasi Industri Kemenperin Buka Pendaftaran Sampai 31 Mei
- Antara
VIVA – Program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka kesempatan pendaftaran mulai tanggal 22 April hingga 31 Mei 204. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk menghasilkan SDM yang kompeten guna meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional.
Menurutnya, JARVIS Bersama diselenggarakan di berbagai lembaga pendidikan di bawah Kemenperin, termasuk sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 11 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2022, program ini terus menarik minat dengan jumlah pendaftar yang terus meningkat. Pada tahun 2023, terdapat 31.211 calon siswa dan mahasiswa yang mendaftar melalui jalur ini.
Dilansir dari Antara, Kamis 25 April 2024, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menjelaskan bahwa calon siswa dan mahasiswa dapat mendaftar melalui situs jarvis.kemenperin.go.id. Untuk tahun 2024, terdapat kuota pendaftaran sebanyak 1.702 kursi untuk politeknik dan akademi komunitas Kemenperin, serta 562 kursi untuk SMK Kemenperin.
JARVIS memiliki tiga jalur pendaftaran, yaitu JARVIS Mandiri yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan masing-masing, JARVIS Prestasi untuk siswa berprestasi, dan Jarvis Bersama yang diadakan secara serentak oleh Kemenperin di lembaga pendidikan di bawahnya.
Proses penerimaan siswa dan mahasiswa baru melalui program ini melibatkan beberapa tahapan, termasuk periode pendaftaran, sosialisasi mengenai teknis ujian, dan ujian masuk JARVIS Bersama. Ujian untuk SMK akan dilaksanakan pada 6 Juni, sedangkan ujian untuk Politeknik akan digelar pada 14 Juni mendatang secara daring (online). Para peserta yang lolos akan mengikuti ujian wawancara secara luring (offline) di sekolah atau kampus yang dituju.
Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.
Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia Terus Disorot, Disebut Karena Kurangnya Guru Berkualitas
Pemerintah telah berusaha meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris di kalangan pelajar dan masyarakat. Namun, strategi yang diterapkan masih mendapat berbagai kritik.
