Anjuran Melewati Jalur Berbeda Saat Berangkat dan Pulang Sholat Idul Fitri dari Para Ulama
- AP Photo /Achmad Ibrahim
JAKARTA – Sholat Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua shalat yang paling ditunggu-tunggu bagi umat Islam karena keduanya merupakan momen terpenting dan merupakan kesempatan untuk bersilaturahmi.
Dilansir dari NU Online pada Rabu 10 April 2024, Idul Adha berkaitan dengan kurban sedangkan Idul Fitri berkaitan dengan mudik dan silaturahim. Kedua hari besar ini adalah kesempatan untuk berbagi dengan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung.
Akibatnya, seseorang diharuskan untuk membayar zakat fitrah sebelum hari raya Idul Fitri, sementara menyembelih hewan kurban dianjurkan pada hari raya Idul Adha. Disarankan juga untuk menggunakan jalur yang berbeda saat berangkat dan pulang dari shalat Idul Fitri.
Sebagaimana dinyatakan dalam Ghuniyatul Thalibin oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani :
“Orang Mukmin dianjurkan pergi dan pulang dari shalat Ied dari jalan yang berbeda karena Ibnu Umar menyatakan bahwa Nabi SAW pergi dan pulang shalat ied dari jalan yang berbeda.”
Anjuran pergi dan pulang sholat ied dengan jalur yang berbeda ini berasal dari pemahaman tentang tindakan Rasulullah. Menurut Syekh Abdul Qadir, ada perbedaan pendapat dari ulama tentang alasan Rasulullah melakukannya dari berbagai cara.
Ada yang mengatakan bahwa Rasulullah ingin mempercepat perjalanan pulangnya karena dia mungkin melewati jalan yang panjang saat ke masjid karena pahalanya semakin besar dan pulang lewat jalan yang dekat supaya lebih cepat sampai.
Mereka juga mengatakan bahwa melihat wajah Rasulullah adalah kebahagiaan dan rahmat yang luar biasa. Karena itu, ia melewati banyak jalan agar semua orang mendapat rahmat.
Menurut pendapat lain, Rasulullah senang menginjak setiap tanah di dunia ini. Untuk menghindari cemburu satu sama lain, ia mengambil jalan yang berbeda.
Ada juga yang mengatakan bahwa Rasulullah dapat bersedekah kepada masyarakat jika dia melewati banyak jalan. Jika ia melewati satu jalan, sedekahnya tidak merata jadi ia melewati jalan lain supaya sedekahnya terasa adil.
Selain itu, ada tafsiran lain tentang anjuran untuk pergi dan pulang melalui jalan berbeda ini. Tentu saja, setiap tafsiran ini tidak dapat diterima sebagai kebenaran karena Rasulullah sendiri tidak menjelaskan mengapa dia pergi dan pulang untuk shalat Ied dari jalan yang berbeda.
Meskipun demikian, ulama tetap menganjurkan untuk melakukan apa yang dilakukan Rasul tersebut, karena memang tidak semua apa yang dilakukan Rasul bisa dirasionalkan.