Mudah Akses Materi Mengajar, Guru Daerah Terpencil Antusias Pakai Awan Penggerak

awan penggerak
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Sejumlah guru dan tenaga kependidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) berbondong-bondong memakai Awan Penggerak yang disiapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membantu akses materi dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Dukung Kemerdekaan Palestina, DPR Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink

Awan Penggerak adalah sistem berbasis server lokal dan access point, sehingga tidak perlu internet yang selama ini jadi kendala utama daerah terpencil.

Sumbo S. Sundoy, Guru SMPN Abud Kabupaten Tambrauw Papua Barat Daya menuturkan Awan Penggerak sangat membantu mereka yang berada di daerah terpencil untuk mengakses materi PMM secara offline.

Pulsa dan Internet Gratis untuk Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sedang Dikaji

Guru saat PJJ online (ilustrasi).

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

“Tentu ini menjadi solusi bagi kami yang mengalami kendala akses PMM secara online,” kata Sumbo kepada media baru-baru ini.

Perang Internet di Planet Mars

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Kemendikbudristek merilis secara resmi sistem Awan Penggerak.

Sistem ini punya empat fitur unggulan yaitu Pelatihan Mandiri tentang Kurikulum Merdeka; Asesmen Murid; Perangkat Ajar tentang rekomendasi materi pelajaran; serta Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, dan Alur Tujuan Pembelajaran. Materi-materi PMM di sistem Awan Penggerak sama dengan sistem berbasis online.

Sistem Awan Penggerak kini mulai diujicobakan berbagai sekolah di enam provinsi yakni Papua Barat, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Aceh.

Menurut Sumbo, selain membereskan persoalan internet, keberadaan Awan Penggerak turut memicu berbagai aktivitas guru lainnya.

Berbasis inspirasi dari materi sistem Awan Penggerak,para guru di daerah terpencil membentuk komunitas yang banyak berdiskusi tentang materi yang bermuatan kearifan dan demokrasi lokal.

“Ini menjadi project bersama komunitas guru di daerah kami untuk mengajarkan konsep Profil Pelajar Pancasila dengan memasukan konten kearifan lokal,” kata dia. 

awan penggerak

Photo :
  • Istimewa

Secara individual, cara pandang guru juga berubah dan semakin termotivasi untuk menambah  berbagai inovasi dalam proses pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah keberadaan materi literasi digital dalam proses belajar mengajar di kelas.

“Yang pasti, ada banyak keuntungan yang besar dari adanya Awan Penggerak,” tegas Sumbo. 

Hal senada disampaikan Yohannes Fandi Putra William Wowor, Guru SMPN 2 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara.

Menurutnya, keberadaan Awan Penggerak membuat para guru di daerah terpencil mampu mengakses materi Kurikulum Merdeka dengan baik dan tidak tertinggal dari guru di perkotaan dengan akses internet yang baik.

Yohannes mengatakan masing-masing guru sangat bersemangat dalam memaparkan sudah sejauh mana modul yang telah dipelajari dan bagaimana aksi nyata yang sudah dibuat.

“Di dalam sekolah, kami dapat berkolaborasi untuk menggunakan Awan Penggerak dalam memajukan pendidikan di sekolah,” katanya.

Kepala Balai Guru Penggerak Papua Barat Tuning Supriyadi berharap dengan berbagai kemudahan yang diberikan Awan Penggerak, seluruh guru di daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses informasi.

Para guru juga mulai lebih merasakan dukungan luas dari berbagai pihak yang selama ini dianggap kurang peduli terhadap akses informasi di daerah terpencil. 

Ia menilai, sejauh ini banyak sekali guru yang merasa terbantu dengan kemudahan dan kepraktisan sistem Awan Penggerak. Walhasil, banyak sekolah yang berkenan memfasilitasi para gurunya untuk menggunakan sistem tersebut.

“Harapan kami sederhana saja, siapapun guru, di manapun lokasinya kami berharap mereka bisa mengakses sumber informasi, bisa mendapatkan informasi dan juga dapat meningkatkan potensinya. Itulah yang krusial,” pungkas Tuning.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya