Perilaku Korban Perundungan SMA Binus BSD Viral di Media Sosial, Begini Tanggapan Keluarga
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
VIVA - Keluarga korban perundungan SMA Binus Internasional BSD Serpong Kota Tangerang Selatan, menanggapi viralnya informasi terkait dengan perilaku sang anak yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Di mana, dalam akun media sosial TikTok @rei_inews, beredar kondisi korban berinisial AFÂ berada di rumah sakit yang sedang terlihat santai berpose dengan botol minuman beralkohol.
Adanya informasi itu, Mitra Hukum UPTD PPA dan pendamping keluarga korban, Muhammad Rizki Firdaus mengatakan, bagi siapapun pihak yang dirugikan untuk bisa melaporkan (ke polisi).
"Soal yang viral itu, saya sangat sayangkan. Misal pun korban melakukan hal yang demikian, kenapa tidak dibuka laporan?" katanya di UPTD PPA Kota Tangerang Selatan, Senin 26 Februari 2024.
Pihaknya pun juga melakukan pengecekan terhadap akun media sosial yang menyebarkan link informasi menyimpang mengenai kondisi dan sikap korban perundungan.
"Saya pribadi masih sangat mempertanyakan (keabsahan link), karena saat di cek akun tidak jelas ya," ujarnya.
Lanjut dia, atas kondisi ini pun pihaknya tidak akan segan untuk melaporkan ke pihak kepolisian dengan dengan pidana baru.
"Malah kalau hal-hal seperti ini dilakukan, kami tidak sungkan-sungkan juga memberitahukan orang tua korban, bahwa itu adalah delik pidana baru di bidang ITE, karena kasus itu bisa kita bilang sebuah kasus ketika dilapor atau digugat. Sesederhana itu saja kita melihat," ujarnya.
Diketahui, hari ini Kementerian PPPA dan Kemendikbud akan mendatangi pihak sekolah teekait dengan kasus perundungan, sampai dengan keberadaan "geng tai" tersebut.
Polisi juga masih melakukan penyidikan terkait kasus tersebut, termasuk mendalami informasi soal perilaku korban sebelum terjadinya tindak perundungan.
Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.
Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri mengatakan pihaknya telah membongkar 619 kasus judi online dan menetapkan 734 orang sebagai tersangka sejak 5 November 2024.
