Terungkap, Ini Alasan Adolf Hitler Membantai Jutaan Orang Yahudi

Adolf Hitler
Sumber :
  • History

Jakarta – Adolf Hitler, diktator dan pemimpin Nazi Jerman, memiliki kebencian yang mendalam terhadap orang-orang Yahudi.

Viral Calon Bupati Mesuji Lampung Kampanye Bawa-bawa Agama: Pilih Saya Akan Masuk Surga

Selama periode tahun 1933-1945 yang dikenal dengan Holocaust, Hitler bertanggung jawab atas kematian sekitar 6 juta orang Yahudi.

Orang-orang Yahudi menjadi pengungsi karena mereka dipaksa meninggalkan wilayah-wilayah di Eropa yang dikuasai oleh rezim Nazi.

Dua Warga Jakarta Gugat Aturan ke MK agar Dibolehkan Tak Beragama

VIVA Militer: Jenderal Werner von Fritsch (kiri) bersama Adolf Hitler (kanan)

Photo :
  • United States Holocaust Memorial Museum

Sebagai respons terhadap pembantaian ini, Amerika Serikat turut serta dalam upaya untuk mendirikan negara Israel, yang diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi para korban Yahudi Eropa dari Holocaust.

Sebut Hamas Teroris dan Bela Israel, Menlu Jerman Diserang Gelombang Protes Besar

Adolf Hitler Membantai Jutaan Orang Yahudi

Dalam buku otobiografinya, Mein Kampf, Hitler menguraikan penyebab kebenciannya terhadap orang-orang Yahudi, yang bermula dari pengalaman hidupnya.

Sejak masa kecil, Hitler sudah merasakan ketidaksukaannya terhadap orang Yahudi. Di Wina, di mana ia tinggal dan bekerja sebagai seorang pelukis pada tahun 1908-1913, kebenciannya terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Yahudi mulai terbentuk.

Dilansir dari Anne Frank, Senin 26 Februari 2024, di Wina saat itu, sikap anti-Yahudi menjadi hal yang umum. Hitler belajar tentang antisemitisme dari lingkungannya yang memusuhi orang Yahudi.

Orang Yahudi di Eropa telah menjadi sasaran diskriminasi dan penindasan sejak Abad Pertengahan, sering kali karena faktor agama.

Kanselir Jerman, Adolf Hitler, yang juga pendiri Partai Nazi.

Photo :
  • autoblog

Di zaman tersebut, umat Kristen melihat umat Yahudi sebagai sesuatu yang harus dimusnahkan. Orang Yahudi sering kali dipaksa untuk mengubah agama atau dilarang untuk menjalankan profesi tertentu.

Pada abad ke-19, kebencian terhadap orang Yahudi bergeser dari aspek agama menjadi aspek rasial. Orang Yahudi dipersepsikan sebagai ras yang berbeda, bukan hanya dalam hal agama. Mereka dianggap tidak setara dengan orang Jerman.

Hitler sangat terobsesi dengan konsep ini. Ia berkeinginan agar ras "murni" Jerman, yang disebut "Arya", menjadi ras yang dominan secara biologis, seperti yang diutip dari sejarah.

Ada juga desas-desus lain yang menyebutkan bahwa Hitler mungkin membenci orang Yahudi karena malu dengan latar belakang keturunannya.

Sejumlah pihak menduga Hitler masih memiliki darah Yahudi dari keturunannya terdahulu.

Jurnalis Belgia, Jean-Paul Mulders, bersama Marc Vermeeren, sejarawan yang banyak menulis tentang Hitler dan nenek moyangnya, melakukan analisis sampel air liur dari 39 kerabat Hitler yang masih hidup.

VIVA Militer: Diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler

Photo :
  • History On This Day

Sampel itu salah satunya punya Alexander Stuart-Houston, keponakan laki-laki Hitler yang tinggal di New York serta sepupu Austria Hitler, Norbert H.Tes itu dilakukan untuk mengungkap haplogroups, set kromosom yang digunakan para ahli genetika untuk menentukan populasi tertentu.

Hasilnya, mayoritas haplogroups kerabat Hitler, yang dikenal E1b1b, merupakan kromosom langka di antara orang Eropa Barat, namun umum di antara orang Afrika Utara. Kromosom itu khususnya ditemukan di suku Berber yang berada di Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia.

Haplogroups itu adalah salah satu garis keturunan pendiri utama populasi Yahudi, dengan 18 sampai 20 persennya Yahudi Ashkenazi dan 8,6 sampai 30 persen Yahudi Sephardic.

Hasilnya, mayoritas haplogroups kerabat Hitler, yang dikenal E1b1b, merupakan kromosom langka di antara orang Eropa Barat, namun umum di antara orang Afrika Utara. Kromosom itu khususnya ditemukan di suku Berber yang berada di Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia

Haplogroups itu adalah salah satu garis keturunan pendiri utama populasi Yahudi, dengan 18 sampai 20 persennya Yahudi Ashkenazi dan 8,6 sampai 30 persen Yahudi Sephardic.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya