Siswa SD yang Tak Sengaja Lempar Kayu ke Mata Temannya di Jombang Pindah Sekolah

Orang tua korban saat menunjukkan rekam medis dokter mata.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Jombang –  Kepala sekolah dasar (SD) di Jombang, Jawa Timur, Ike Sinta Dewi mengungkapkan perkembangan kasus pelajar yang terancam buta karena tidak sengaja terkena lemparan gagang sapu atau patahan kayu oleh temannya sendiri. 

Wapres Gibran Batal Cek Program Makan Bergizi Gratis ke SD Sentani Papua

Siswa yang tak sengaja membuat siswa lainnya yang menyebabkan terancam buta mendapat pembinaan selama 2 pekan di perpustakaan sekolah. Di perpustakaan siswa itu melalukan sejumlah kegiatan, mulai membaca buku, dan mengurangi permainan yang aktif.

"Kami memberikan pembinaan ya, bukan hukuman. Pembinaan untuk anak yang menyebabkan temannya terluka ini, pada waktu istirahat, selama dua minggu dia harus ke perpustakaan. Yang jelas tidak harus bermain yang aktif. Yang berpotensi menyebabkan temannya terluka," kata Ike, Rabu, 21 Februari 2024. 

Hari Guru Nasional 25 November 2024, Apakah Sekolah Libur?

Orang tua korban saat menunjukkan rekam medis dokter mata.

Photo :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Saat dalam masa menjalani pembinaan orang tua dari siswa itu memutuskan untuk membawa anaknya pindah sekolah. Saat proses mediasi bulan Januari itulah orang tua memutuskan untuk membawa anaknya pindah sekolah. 

Tragis, Penampakan Sekolah Reyot Seperti Kandang Hewan di Manggarai Timur

"Dalam perkembangannya, anak yang ini sudah pindah sekolah. Itu setelah beberapa hari, setelah peristiwa itu dia juga tidak sekolah karena takut. Jadi dia merasa tidak sengaja tapi pasti akan disalah-salahkan. Itu tanggal 15 Januari setelah mediasi, orang tuanya mengajukan pindah sekolah," ujar Ike. 

Ike memastikan bahwa keputusan pindah sekolah murni keputusan siswa dan orang tuanya. Pihak sekolah pun mengabulkan permintaan orang tua karena demi kebaikan siswa tersebut. 

"Kepindahan anak ini yang diajukan oleh orang tuanya. Kita ACC juga, kan demi keberlangsungan anak ini, ya karena tidak berani masuk sekolah, walaupun dalam kesepakatan mediasi, memang si anak ini harus mendapatkan konsekuensi atas perbuatannya," tutur Ike. 

Ike juga mengatakan pihak sekolah terus mengikuti siswa yang terancam buta permanen karena terkena lemparan gagang kayu. Sekolah bahkan ikut mendampingi keluarga saat operasi di rumah sakit mata Undaan Surabaya.

"Kita tahu kondisinya, karena tanggal 23 Januari kita mendampingi keluarga ke rumah sakit mata Undaan Surabaya. Dan kami memiliki kesempatan untuk melihat pemeriksaan. Dan yang disampaikan dokter, bahwa anak ini harus segera dioperasi, karena glukoma yang diderita, dan penglihatannya dari 100 persen tinggal 20 persen," kata Ike.

Ike juga menuturkan bahwa, sebenarnya sekolah sudah menyiapkan skenario untuk memisahkan kelas antara siswa yang mengalami luka dan siswa yang tidak sengaja melempar kayu. Namun pada akhirnya salah satu siswa memutuskan untuk keluar atau pindah sekolah. 

"Pengakuan dari orang tua kan, dia (korban) trauma. Gak mau masuk kalau masih ada siswa (pelempar kayu). Untuk itu kami memberikan pilihan untuk HN, memilih kelas yang disuka. Karena ini di kelas 4B, maka bisa pindah ke kelas 4A atau 4C," ujar Ike. 

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pelajar di Jombang dinyatakan mata kanannya terancam mengalami buta permanen, usai tak sengaja terlempar kayu teman sekelasnya.

Peristiwa itu dialami korban pada 9 Januari 2024 kemarin. Saat itu, para siswa sekolah dasar tengah menunggu jam pergantian pelajaran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya