Santri Disiksa Senior Hingga Alat Kelamin Luka, Netizen: Ikut Sakit Hati Lihatnya
- www.pixabay.com/bykst
Jambi – Sebuah kisah tragis melibatkan APD, seorang santri berusia 12 tahun asal Tasikmalaya, Jawa Barat, telah mengejutkan publik. Insiden ini viral salah satunya lewat video unggahan akun Instagram, huswatch.id
Kejadian kejam terjadi di Pondok Pesantren Tawakal Tri Sukses Kota Jambi, di mana dua senior bernama Rosan dan Firman, yang sudah lulus SMA namun masih mengabdi di pesantren tersebut, diduga melakukan penyiksaan fisik yang mengerikan terhadap APD.
Ayah APD, Rikarno Diwi, membeberkan bahwa ini bukan kali pertama anaknya menjadi korban intimidasi. Bulan September sebelumnya, APD juga menjadi korban bullying, namun saat itu, pihak pesantren melarangnya untuk menceritakan peristiwa tersebut kepada orang tua.
Pada peristiwa yang baru terjadi, penyiksaan yang dialami APD semakin parah, termasuk tindakan keji seperti menutup mulut, memegang tangan, menendang, dan bahkan melukai alat kelaminnya.
Mendengar kondisi anaknya, Rikarno Diwi segera datang ke pesantren untuk menjemput APD. Saat ditemui di unit kesehatan pondok, APD dengan lemah menceritakan bahwa kejadian serupa pernah dialaminya pada bulan September, namun ia terpaksa merahasiakannya karena larangan dari pihak pesantren.
Orang tua APD menolak untuk menyelesaikan masalah secara damai dan memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke Polda Jambi. Rikarno Diwi menegaskan bahwa anaknya perlu menjalani konsultasi dengan seorang psikolog karena kondisi mentalnya mengalami gangguan.
Sementara pihak pesantren berdalih bahwa sudah ada mediasi antara pelaku dan korban, dan mereka mengklaim bahwa masalah tersebut sudah diselesaikan.
Insiden ini mencuatkan isu serius terkait kekerasan di pondok pesantren, menyoroti urgensi tindakan tegas guna melindungi santri dari penyalahgunaan oleh sesama santri atau pihak pengajar.
Insiden ini pun viral di media sosial. Netizen banyak yang geram dengan aksi biadab para pelaku dan turut berempati atas derita yang dialami korban dan keluarganya.
"Ikut sakit hati lihatnya ya Allah. Apalagi pas lihat wajah anaknya yang tabah. Gak ridho banget gw sebagai orang tua juga. Walau bukan anak saya tapi koq sakit hati lihatnya," komentar seorang netizen.
"Aku alumni pondok pesantren, tapi kalo gtu kelakuan santri atau pengabdiannya enggak usah tanggung2 lah, penjarain aja, viralin wajahnya, namanya, semuanya, biar sekalian hukum sosial," timpa netizen yang lainnya.
"Ini salah satu alasan ponakanku jd "jagoan" di pondok. Karna dia bilang, kalo lemah bakal ditindas abis2an sama seniornya," tambah netizen lain.
Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.