Tanggapan Prof Quraish Shihab Soal Seruan MUI Boikot Produk Pro Israel
- Istimewa
Jakarta – Tokoh cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Quraish Shihab turut berkomentar terkait peperangan di Gaza, Palestina yang dalam satu bulan lebih eskalasinya semakin meningkat.
Dia juga turut merespons ihwal anjuran boikot produk pro Israel yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Sabtu, 11 November 2023 lalu.
Sebelum menyampaikan terkait pandangannya soal aksi boikot produk yang terang-terangan mendukung agresi Israel ke Gaza, pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) itu lebih dulu bercerita soal seorang pengusaha yang datang kepadanya.
"Pak Quraish, saya diboikot, 60 persen penjualan saya menurun. Saya itu beri gaji orang-orang Muslim. Bahan-bahan yang saya buat itu dari bahan-bahan yang ada dalam negeri, apa saya juga harus diboikot?" ujarnya dilihat di YouTube Bayt Al-Quran Kamis, 16 November 2023.
“Bagaimana? Ini kan problem. Jadi mestinya yang kita boikot itu, saya katakan: kita harus berpikir. MUI yang mengeluarkan fatwa itu harus berpikir menentukan, ini (produk) yang kita boikot, ini tidak,” sambungnya
Penulis Tafsir Al Misbah itu melanjutkan, pengusaha tersebut mengaku memproduksi sebuah produk yang namanya sama dengan produk di Amerika yang memberi bantuan ke Israel.
Kendati memiliki nama serupa, lanjut Quraish, pengusaha tersebut mengaku tidak memberi apa-apa ke Israel. “Apa saya juga harus diboikot?” keluhnya kepada Quraish Shihab.
Quraish Shihab lalu menyorot daftar produk-produk yang beredar di media sosial, menurutnya sebagian dari produk tersebut tidak perlu diboikot.
“Nah, pada dasarnya kita harus memboikot yang jelas-jelas membantu Israel, yang tidak, kita harus berhitung dong; apakah dia lebih rugi atau kita lebih rugi?” ujar alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu.
Quraish Shihab tidak menampik brand yang diboikot akan berdampak kepada perusahaan hingga mengalami kerugian. Namun, dia menekankan untuk lebih bijak dalam melakukan aksi ini.
“Tetapi, boikot itu perlu dan banyak yang perlu diboikot. Hanya kita perlu teliti. Membasmi kemungkaran itu tidak boleh kalau itu mengakibatkan kemungkaran yang sama atau lebih buruk,” pungkasnya