Syafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia asal Banten

Syafruddin Prawiranegara
Sumber :
  • Dirjen Kekayaan Negara | Kemenkeu RI

VIVA – Syafruddin Prawiranegara, salah satu putra terbaik Banten yang pernah memimpin Indonesia menggantikan Soekarno sebagai Presiden, selama tujuh bulan. Dia menjadi Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) atau presiden Republik Indonesia selama tujuh bulan, di Sumatera Barat, pada 1948, saat agresi militer Belanda ke 2. Kemudian mandatnya itu dikembalikan lagi ke Soekarno pada 14 Juli 1949.

Perseteruan hingga Ancaman Wapres Bunuh Presiden Filipina Diduga karena AS-China

Syafruddin Prawiranegara putra terbaik Banten juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) pertama. Lahir di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, pada 28 Februari 1911. Pria yang kental dengan kacamata dan peci hitam nya itu, meninggal di usia 78 tahun, pada 15 Februari 1989.

Sosok Syafrudin Prawiranegara dikenal sebagai sosok ekonomi dan negarawan yang ulung. Dia mempertahankan negara Indonesia tetap berdiri hingga saat ini, bersama-sama Soekarno dan Hatta kala itu.

Presiden Prabowo Tunjukkan Kepemimpinan Kuat Berwibawa di Kancah Internasinoal, Kata Dave Laksono

"(Syafruddin Prawiranegara) dikenal sebagai sosok negarawan dan ekonom Indonesia. Dia merupakan Gubernur Bank Indonesia pertama pada periode 1952-1958, serta Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949," ujar Al Muktabar, Pj Gubernur Banten, Senin, 30 Oktober 2023.

Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar

Photo :
  • Pemprov Banten
Disambut Gibran, Prabowo Tiba di Indonesia Setelah Lawatan ke Sejumlah Negara

Sebelum masuk ke pemerintahan, Syafrudin muda pernah menjadi wartawan di surat kabar Soeara Timur dan mengetuai Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) antara 1940 hingga 1941.

Syafrudin Prawiranegara memiliki darah keturunan Banten dari pihak ayah, bernama Raden Arsyad Prawiraatmadja, seorang jaksa di Serang, Banten, kemudian jadi camat di Jawa Timur.

Kemudian ibunya, Sutan Alam Intan, keturunan Raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat perang Padri.

"Semangat beliau itu seakan menjadi tali pengikat yang kuat bagi kami. Itu menjadi pondasi modal sosial kami dalam melakukan pembangunan di Provinsi Banten," terangnya.

Menurut Ketua Paguyuban Urang Banten (PUB) dan mantan Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki mengatakan kalau banyak orang Banten yang berkancah di nasional maupun internasional, bahkan sudah terjadi sejak zaman kerajaan. Mereka juga turut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Anak muda bisa mencontoh perjuangan dan kegigihan para pahlawan nasional, untuk terus mengisi kemerdekaan Indonesia.

"Dari perjuangan Sultan Maulana Hasanuddin, yang kemudian berlanjut ke perjuangan Syafruddin Prawiranegara lalu Surjadi Soedirdja. Saat ini kita harus bangkit lagi," ujar Taufiequrachman Ruki, Ketua Umum PUB, Senin, 30 Oktober 2023.

Taufiequrachman Ruki.

Photo :
  • Antara/ Rosa Panggabean

Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya