Siti Salmah Sang Pengajar Alquran Majukan Kehidupan Pemulung Lewat Waste Solution Hub
- Istimewa/VIVA
Tangerang Selatan - Memiliki jiwa religius dan sosial yang tinggi, itulah sosok perempuan bernama Siti Salmah. Perempuan kelahiran Kampung Utara, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara itu mengabdikan dirinya pada warga pemulung di Kampung Jurang Mangu Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Salah satunya dengan mengenàlkan Waste Solution Hub atau yang disingkat Washub kepada masyarakat pemulung. Hal itu bermula dari mimpi pengelolaan sampah dari hulu hingga bermuara ke tempat hilir yang jelas. Washub.id gagasan konsep yang diaplikasikan melalui teknologi gawai. Dari mulai edukasi, menjemput sampah, kemudian sampah di timbang, memilah sampah, hingga mengolah sampah.
"Jadi endingnya ketahuan lah, tidak hanya ke TPA atau ke mana, artinya seluruhnya terintegrasi," cetus Salmah diwawancarai VIVA, 31 Oktober 2023.
Salmah mengawali pengabdiannya pada tahun 2015 di lapangan pemulung yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Di sana Salmah mendirikan lembaga pendidikan Alquran bernama Taman Magrib Mengaji. Dia berjalan dari lapak ke lapak lain untuk mengajarkan Alquran.
Tak puas dengan mengajarkan pendidikan non formal keagamaan, Salmah mendirikan pendidikan sekolah bernama Taman Pohon atas tawaran Kak Seto Mulyadi.
"Akhirnya sampai sekarang anak-anak sudah tidak putus sekolah bahkan ada yang sampai bangku kuliah," ungkapnya.
Selain peduli terhadap pendidikan anak, Salmah pun memberdayakan para orang tuanya yang merupakan pemulung. Di sini para pemulung diberi pelatihan mengenai pengelolaan sampah yang menghasilkan nilai ekonomi.
"Ingin menaikkan taraf kehidupan mereka, dari semua aspek kehidupan pemulung,"
Di tengah perjalanan, di tahun 2017 Salmah masuk dalam 60 pemuda pemudi di Youth Action Forum di seluruh Indonesia. Di forum itu dirinya bertemu Ranitya Nurlita founder Washub yang juga merupakan aktivis lingkungan.
Tepat Desember 2018, keduanya menggagas Waste Solution Hub, yang mengusung konsep Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Gagasan itu menduplikasi pengelolaan sampah di negara maju.
"Kebetulan saya membina pemulung, dan kata Kak Lita mengkolaborasikan dengan kampung pemulung. Dengan Washub ini kami berharap pemulung tidak dianggap sebelah mata dan meningkatkan ekonomi mereka," ungkapnya.
Langkah keduanya dalam menanam ilmu pada pemulung melalui konsep Washub ini berbuah manis. Konsep yang mereka kembangkan meraih penghargaan dalam sebuah ajang di China. Semua ini, ungkap Salmah, buah dari kerja keras pemulung yang mau belajar mengenai pengolahan sampah yang baik.
"Semua kegiatan Washub pemulung kita libatkan, kita perkerjakan. Dan mendapatkan penghasilan yang pantas karena selama ini mereka kecil. Dan bersama Washub ini mereka mendapatkan penghasilan yang besar, kita profesional," ungkapnya.
Peran Siti Salmah mengubah Kampung Pemulung mengantarkannya mendapat apresiasi dari PT Astra Internasional melalui penghargaan Satu Indonesia Award pada tahun 2021. Sejak itu limpahan perhatian dari berbagai pihak terus mengalir. Anak-anak di lapak pemulung menjadi cermin 'Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia'.
"Alhamdulillah beasiswanya sampai sekarang tambah banyak anak-anak dari banyak orang, Masya Allah jaringannya bagi kampung pemulung kegiatan kita lebih berkembang," ungkapnya.
Perempuan kelahiran 25 Juli 1988 itu berharap Astra dapat terus mengangkat sosok yang ada di seluruh Indonesia dari semua lapisan kehidupan masyarakat menjadi inspirasi. Pun, apa yang dilakukannya mampu menginpirasi agar masyarakat berbuat hal bermanfaat bagi sekitar, terutama bagi masyarakat yang berada di garis marjinal masyarakat, seperti pemulung.
"Jangan pernah takut berbuat baik, mulai saja dulu, memilah sampah dari rumah, jangan khawatir. Kalau tidak pernah dilakukan, enggak bakal terjadi hal-hal baik itu. Untuk Astra makin banyak orang yang diangkat perannya, banyak yang melakukan kebaikan, selama ini belum terlihat dengan adanya Astra semakin banyak mengangkat orang-orang baik agar terlihat dan menularkan kebaikan" ungkapnya.
Salmah berharap, masyarakat dan semua pihak peduli terhadap kehidupan pemulung. Terutama membantu dan mempermudah akses mereka mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
"Termasuk kehidupan mereka, masih ada yang nikah di bawah tangan, tidak memiliki identitas KTP maupun kependudukan, kita bantu bagaimana caranya mendapatkan hak seperti warga negara Indonesia lainnya," ungkapnya.
Melansir dari laman satuindonesia.com, Waste Solution Hub telah mengedukasi lebih dari 23.435 pengunjung. Jumlah sampah yang dikelola saat ini 4.388 kilogram, dan juga telah memberdayakan pemulung lebih dari 1.222 orang di wilayah Tangerang Selatan.
Lebih dari 171 sukarelawan terlibat, serta
donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung)
selama pandemi sebanyak 5006 paket
sembako yang telah didistribusikan.
Waste Solution Hub memiliki target memiliki 10.000 mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung sebanyak 100 persen, mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan lebih dari 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan lebih dari 10 area pusat daur ulang dan pembelajaran di seluruh Indonesia. Dari hari ke hari jumlah itu terus bertambah.