Menyuiap Lahan Tidur Jadi Kebun Sayur Subur

Ilustrasi urban farming
Sumber :
  • www.thetreemag.com

VIVA – Urban farming, atau pertanian perkotaan, adalah praktik bertani dan bercocok tanam yang dilakukan di lingkungan perkotaan. Ini adalah respon kreatif terhadap tantangan yang dihadapi oleh kota-kota modern, seperti populasi yang terus meningkat, akses terbatas terhadap lahan pertanian, dan kebutuhan akan pasokan pangan yang lebih berkelanjutan.

HUT Ke-129, BRI Luncurkan Web Series Pakai Hati Reborn Angkat Tema “Champion of Financial Inclusion”

Salah satu manfaat utama urban farming adalah meningkatkan aksesibilitas pangan segar dan berkualitas bagi penduduk perkotaan. Dengan menanam sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah di dalam kota, masyarakat dapat memenuhi sebagian kecil kebutuhan pangan mereka sendiri.

Hal ini mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar kota dan mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari transportasi jarak jauh.

Literasi untuk Masyarakat Menengah ke Bawah Masih Jadi Tantangan

Urban farming juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan beberapa cara. Pertama, ini mengurangi konsumsi energi yang diperlukan untuk mengangkut produk pertanian dari pedesaan ke kota. Kedua, urban farming memungkinkan daur ulang limbah organik melalui kompos, mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Selain itu, urban farming juga dapat menciptakan lanskap perkotaan yang lebih hijau, meningkatkan kualitas udara, dan memperbaiki kualitas tanah yang mungkin telah tercemar.

Sosialisasi di Kalangan UMKM Harus Lebih Maksimal

Urban farming juga memiliki potensi untuk menciptakan peluang ekonomi dalam komunitas perkotaan. Petani perkotaan dapat menjual hasil panen mereka ke pasar lokal, restoran, atau melalui program langganan makanan (food subscription). Ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan bagi individu dan keluarga, terutama di lingkungan yang mungkin kurang beruntung.

Metode - metode Urban Farming

Photo :
  • vstory

Namun, urban farming juga menghadapi beberapa tantangan. Terbatasnya lahan yang tersedia di lingkungan perkotaan adalah salah satu hambatan utama. Selain itu, masalah terkait dengan kualitas tanah dan keamanan air juga perlu diatasi. Perlindungan tanaman dari polusi dan hama tanaman perkotaan juga menjadi faktor kunci dalam kesuksesan urban farming.

Kebun Kota di Bandung Utara

Sebuah inisiatif yang mengagumkan, Seni Tani adalah urban farming social enterprise yang muncul sebagai respons kreatif terhadap situasi sulit yang dihadapi banyak orang muda di tengah pandemi COVID-19. Ditemukan oleh dua individu berusia 28 tahun, Vania Febriyantie dan Galih, Seni Tani berdiri teguh di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung Utara.

Sejak November 2020, mereka telah mengubah 680 m2 lahan tidur menjadi sebuah kebun sayuran yang subur. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Seni Tani telah menghasilkan lebih dari 150 kilogram sayuran yang segar dan bergizi.

Yang membuatnya semakin menarik adalah metode distribusinya yang unik melalui Kelompok Tani Sauyunan dengan sistem CSA, yang singkatan dari Community Supported Agriculture. Artinya, anggota kelompok ini, yang berjumlah 24 orang, membayar di awal bulan sebelum benih sayuran ditanam. Dengan demikian, petani urban mendapatkan kepastian pendapatan mereka dengan pembayaran di muka sebelum panen.

Lahan yang digunakan oleh Seni Tani saat ini dibagi menjadi dua bagian yang memiliki fungsi berbeda. Separuh lahan berperan sebagai kebun komunal untuk 97 anggota yang aktif berkebun bersama. Sementara separuh lainnya dikelola oleh dua pemuda setempat yang mendapat pendapatan tetap sebagai petani urban.

Inisiatif hebat ini merupakan respons terhadap situasi ekonomi yang melemah akibat pandemi COVID-19. Vania dan Galih ingin menciptakan peluang pekerjaan dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Melalui kecerdasan mereka, mereka memanfaatkan lahan tidur yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung yang tadinya tidak dimanfaatkan.

Mereka telah membuktikan bahwa untuk memulai berkebun, Anda tidak perlu memiliki lahan yang luas. Bahkan dengan sebidang tanah seukuran 1x1 meter, siapa pun bisa memulai kitchen garden mereka sendiri. Seni Tani adalah contoh gemilang tentang bagaimana kreativitas, kerja keras, dan inisiatif muda dapat mengubah lahan tidur kota menjadi kebun subur yang memberi manfaat kepada masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, dan mendukung ketahanan pangan di tengah masa sulit.

Atas aksi inspiratifnya ini sebagai Petani Kota dengan Advance Payment, Vania Febriyantie meraih penghargaan SATU Indonesia Awards bersama sejumlah tokoh inspiratif lain pada 2021 silam.

Baca artikel Edukasi menarik lainnya di tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya