Franly Aprilano Oley Ubah Kampung Merabu dari Ketertinggalan Jadi Destinasi Pariwisata yang Makmur
- Yayasan Konservasi Alam Nusantara
VIVA Edukasi – Dulu, Kampung Merabu, sebuah desa pariwisata terletak di pedalaman Berau, Kabupaten Kalimantan Timur dapat dikatakan menjadi salah satu desa yang keterbelakangan.
Akses menuju ke desa ini memerlukan waktu tempuh sekitar 5-6 jam dari pusat kota Berau, itu juga dengan harapan cuaca yang cerah pada hari perjalanan, karena jalan menuju kampung ini tidak beraspal. Namun, keberadaan jalan berkerikil inilah yang menjaga alam sekitarnya tetap terjaga.
Tak ingin desanya semakin ketinggalan, seorang pemuda bernama Franly Aprilano Oley akhirnya memutar otak untuk bagaimana cara agar desa tempat dirinya tinggal semakin maju.
Franly Oley dilahirkan di Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 1992. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Franly pindah ke Berau, Kalimantan Timur, pada tahun 2012. Di Berau, ia memulai karirnya sebagai seorang pemandu wisata di Taman Nasional Kutai selama beberapa tahun.
Namun, pada tahun 2015, Franly mengambil keputusan untuk beralih profesi dan menjadi penjaga hutan di Kampung Merabu.
Dengan tekun, Franly pun memperjuangkan hak pengelolaan hutan lindung di Merabu melalui skema hutan desa dan berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk mengelola potensi hutan desa seluas 8.245 hektar menjadi destinasi pariwisata. Tujuannya adalah agar masyarakat Merabu bisa mencapai kesejahteraan, namun tanpa merusak keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh hutan tersebut.
Usaha keras Franly membuahkan hasil positif.
Sekarang, Kampung Merabu tidak lagi dikenal dengan ketertinggalan, kekurangan pengetahuan, atau kemiskinan. Berkat pengembangan desa pariwisata ini, masyarakat Merabu telah meraih kemakmuran dan pembangunan terjadi, meskipun tetap memperhatikan kelestarian hutan yang tetap terjaga dengan baik.
Tak heran, sosok Franly yang membanggakan ini membuat ia menjadi salah satu pemenang apresiasi SATU Indonesia Awards di tahun 2018 yang diadakan oleh Astra.