Hayu Dyah Patria Temukan Cara Unik Tingkatkan Gizi Masyarakat dengan Tanaman Liar

Hayu Dyah Patria
Sumber :
  • Women Earth Alliance

VIVA Edukasi – Gizi yang cukup dan seimbang adalah hak dasar setiap individu. Namun, sayangnya, di beberapa daerah, masalah kurangnya gizi masih merupakan realitas yang menghantui. 

Bulog Kini Langsung Diawasi Prabowo, Zulhas: Enggak Bisa Komersial Lagi

Hal ini yang membuat seorang wanita asal Sidoarjo bernama Hayu Dyah Patria akhirnya memutar otak dan mengenalkan pemanfaatan tanaman liar kepada warga Galengdowo. 

Menurutnya, ide ini bisa sekaligus mendayung beberapa tujuan. “Untuk melestarikan tanaman liar, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal,” ujarnya, dilansir Minggu, 1 Oktober 2023.

Daftar Harga Pangan 21 November 2024: Telur Ayam hingga Minyak Goreng Naik

Hayu Dyah Patria

Photo :
  • Women Earth Alliance

Ini tentu masuk akal karena tanaman liar bisa dikembangkan dengan mudah, tanpa perlu perlakuan spesial. Sebagai ahli teknologi pangan, Hayu Dyah yang lahir di Gresik pada 27 Januari 1981 ini tertantang meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya di desa tempat ia tinggal.

Mentan Amran Ungkap Program Brigade Swasembada Pangan Dapat Anggaran Rp 30 T, 23 Ribu Orang Sudah Daftar

Sebelum memulai eksekusinya, ia tentu melihat sekeliling, apa yang mudah dijangkau orang kebanyakan. Ternyata di daerah tersebut, banyak dijumpai daun kastuba dan daun krokot. Dua jenis tanaman liar yang sangat mudah didapat di Desa Galengdowo, Kecamatan Wonoslam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Daun kastuba, misalnya, berlimpah kandungan mineral. Lalu, daun krokot, makanan kesukaan jengkerik, ternyata kaya berbagai macam vitamin dan, ini yang terpenting, senyawa pendongkrak kecerdasan. 

"Daun krokot banyak mengandung asam lemak omega-3 untuk perkembangan sel otak anak,” katanya.

Sesungguhnya keterampilan ini tak cuma berguna untuk warga Galengdowo. 

Data Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan, angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, yakni 17,9%. Penyebab utamanya adalah kemiskinan. Karena itu, makanan asal tanaman liar sangat masuk akal untuk digunakan masyarakat luas.

"Tanaman ini bisa didapat tanpa uang. Tinggal petik, tapi kandungan gizinya tak kalah dari tanaman budidaya," lanjut Hayu. 

Kini, Hayu Dyah sudah berhasil mengidentifikasikan sekitar 300 spesies tanaman liar. Ia juga berhasil mengundang kalangan akademis dan peneliti untuk menemukan kandungan nutrisi tanaman pangan liar dan berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara mendalam.

Karena kerja kerasnya ini, tak ayal Hayu Dyah menjadi salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2011 di bidang Pemberdaya Gizi dari Tanaman Liar oleh Astra.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya