Ai Nurhidayat Dirikan Sekolah Multikultural di Pangandaran, Siswanya Berasal dari Seluruh Indonesia

Ai Nurhidayat Pendiri Sekolah Multikultural di Pangandaran
Sumber :
  • Tangkapan Layar: Instagram

Pangandaran – Ai Nurhidayat adalah seorang pemuda yang berasal dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Setelah menempuh pendidikan di Universitas Paramadina, Jakarta, ia memilih kembali ke kampung halamannya di Pangandaran dan mendirikan sebuah sekolah kejuruan. 

Prabowo Sebut Anggaran Pendidikan Tahun 2025 Paling Tinggi Sepanjang Sejarah RI

Hal tersebut dilatarbelakangi dengan kondisi masyarakat di Pangandaran yang masih etnosentris atau sedikitnya pengetahuan mereka terhadap kebudayaan luar. Ia juga kerap melihat masyarakat di sana yang kerap mencaci maki karena adanya perbedaan. 

Pada akhirnya, pria yang akrab disapa Kang Ai itu mendirikan SMK Bakti Karya. Sekolah tersebut didirikan pada tahun 2011 lalu sebagai wujud gerakan supaya masyarakat mau mengapresiasi keragaman karena Indonesia memiliki banyak etnis dan budaya. 

Prabowo Cetak Sejarah: Utamakan Pendidikan dalam APBN

Ai Nurhidayat Pendiri Sekolah Multikultural di Pangandaran

Photo :
  • dok. Istimewa

Program pendidikan yang ditawarkan di SMK Bakti Karya ini gratis atau tidak dipungut biaya selama 3 tahun karena dibantu oleh masyarakat sekitar. Menariknya, siswa-siswi di sekolah tersebut didatangkan dari berbagai etnis dan agama dari seluruh Indonesia. 

Pemerintah Bakal Kasih Bantuan Pendidikan untuk Guru Lanjutkan Kuliah

Pada awalnya, masyarakat di sekitar SMK Bakti Karya merasa tidak setuju dengan kehadiran murid-murid dari luar daerah. Apalagi, tidak sedikit murid yang berbeda agama. Tapi, hal ini menjadi jalan Kang Ai untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perbedaan. 

Sampai saat ini, Kelas Multikultural di SMK Bakti Karya sudah mendapatkan 250 relawan dan kakak asuh. Sementara itu, jurusan yang saat ini tersedia di lembaga pendidikan tersebut adalah multimedia dan penyiaran & perfilman. 

Menariknya, sekolah ini juga memiliki program Kelas Profesi untuk membuka jalan pengetahuan, perspektif mengenai pandangan dunia dan referensi kerja. Lalu, ada pula program Splash the Peace, kegiatan ekspresi perdamaian sekolah multikultural. 

Ai Nurhidayat Pendiri Sekolah Multikultural di Pangandaran

Photo :
  • Tangkapan Layar: Instagram

Sampai saat ini, sekitar 80 siswa yang berasal dari 18 provinsi di Indonesia terdaftar sebagai siswa dengan beasiswa. Pada tahun 2019, program Kelas Multikultural ini telah meluluskan 35 siswa dari 6 provinsi di Tanah Air. 

Berkat gagasan unik untuk menciptakan siswa yang menghargai perbedaan, keberagaman dan menciptakan rasa toleransi ini, Ai Nurhidayat diberikan apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards pada tahun 2019 dalam kategori pendidikan. 

Ai Nurhidayat berharap bahwa program seperti ini tidak hanya dilakukan di SMK Bakti Karya Parigi, melainkan juga di sekolah-sekolah lain. Hal ini mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya sehingga harus menguatkan pondasi kecintaan terhadap negara. 

Program pendidikan di Desa Berdaya Tanjung Palas Hilir, diinisialsi PLN UIP KLT

PLN UIP KLT Ubah Hidup Masyarakat Desa Terpencil Melalui Pendidikan

PLN UIP KLT raih Gold di ISDA 2024 berkat program "Pendidikan Merata" di Tanjung Palas Hilir. Komitmen mendukung SDGs 4A, akses pendidikan berkualitas di daerah terpencil

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024