Ada Nadiem hingga Anies, Ini 12 Level Pertemanan Menurut Ajaran Islam

Ilustrasi pertemanan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Edukasi – Menjalin pertemanan dalam Islam bukanlah sekadar menghabiskan waktu bersama, tetapi juga merangkai ikatan batin yang kokoh berdasarkan nilai-nilai agama dan moral. 

Jordi Onsu Temukan Ketenangan dalam Islam, Blak-Blakan Pernah Ikuti Kajian

Dalam ajaran Islam, kita mempunyai berbagai jenis teman yang memiliki tingkatan berbeda-beda. Level pertemanan ini memiliki beragam tingkatan yang mencerminkan kedalaman hubungan antara sesama manusia. 

Dari pertemanan yang berlandaskan iman hingga pertemanan yang murni karena Allah, setiap tingkatan membawa makna dan tujuan yang mendalam. 

PBNU Perkenalkan Humanitarian Islam kepada Delegasi Dunia, Gus Ulil: Lanjutkan Gagasan Gus Dur

Ilustrasi sahabat.

Photo :
  • Pixabay/Foundry

Dalam ajaran Islam, ke-12 level tersebut adalah:

Prudential Genjot Literasi Keuangan Optimalkan Potensi Pasar Ekonomi Syariah Indonesia

Zameel: Seseorang yang kamu hanya sekadar kenal, dan tidak terlalu dalam. 

Jalees: Seseorang yang membuat kamu merasa nyaman untuk duduk bersama selama jangka waktu tertentu, seperti hanya nongkrong untuk waktu sesaat.

Sameer: Dalam pertemanan ini, kamu memiliki percakapan yang baik dengan mereka. 

Nadeem: Teman minum, seperti menyeruput teh atau kopi, yang mungkin kamu hubungi ketika waktu senggang. 

Sahib: Seseorang yang peduli terhadap kesejahteraan kamu.  

Rafeeq: Seseorang yang bisa kamu andalkan. Dalam level pertemanan ini, kalian mungkin akan pergi berlibur bersama mereka. 

Sadeeq: Seorang teman sejati, seseorang yang tidak berteman dengan kamu karena motif tersembunyi. 

Khaleel: Seorang teman dekat, seseorang yang kehadirannya membuatmu bahagia 

Anies: Seseorang yang sangat nyaman dan akrab dengan kamu. 

Najiyy: Orang kepercayaanmu, seseorang yang sangat kamu percayai ketika kamu menyimpan rahasia.  

Safiyy: Sahabatmu, seseorang yang kamu akan kamu pilih dibandingkan teman lainnya. 

Qareen: Seseorang yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari kamu. Kamu tahu cara berpikir mereka (dan sebaliknya), dan tau sifatmu dari luar dan dalam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya