Ridwan Kamil: Era Digital Lahirkan Disrupsi di Segala Aspek, Menguasai AI Jadi Sebuah Keharusan
- AMSI
Bandung - Kemajuan tekhnologi menuntut perubahan di segala aspek. Bahkan, sebagian bidang yang biasa dilakukan melalui sumber daya manusia, tak bisa terelakkan harus mengalami disrupsi.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, zaman sekarang mengalami disrupsi. Oleh karena itu, sangat penting beradaptasi agar tidak kalah oleh teknologi Artificial Intelligence (AI).
"Saya pemimpin Jawa Barat, setiap hari saya beradaptasi. Saat ini saya kaum generalis, saya dulu kaum spesialis arsitektur desain. Sejak jadi pemimpin saya harus pintar segala urusan dari
inflasi, AI saya harus pahami," kata Ridwan Kamil saat menjadi keynote speaker dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2023 di Hotel El Royale, Kota Bandung, Rabu (23/8/2023).
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan bahwa Indonesia adalah pengguna internet terbesar yang mencapai per tahun lalu 204 juta dan jumlah nomor telfon selular yang beredar sudah di atas 350 juta.
Tak hanya itu, menurut Kang Emil, Indonesia juga negara yang penggunaan telepon selularnya paling lama sedunia yakni mencapai 5,7 jam per hari.
"Poin saya apa? Di setiap disrupsi ada sisi baik ada the dark side of dessert. Saya sebagai pemimpin harus mendorong-dorong yang positif, tapi harus juga menyiapkan benteng-benteng
terhadap sisi gelap ini dan negara harus siap terhadap hal itu," ungkapnya.
Kang Emil menjelaskan, di Indonesia perputaran ekonomi digital di Indonesia mencapai 220 miliar dolar.
"Yang tadinya berjualan fisik sekarang belajar jualan online. Jadi Indonesia itu
negara yang paling cepat beradaptasi mengamalkan digital. Negara kita paling cepat urusan bikin apps, nyari jodoh, bisnis, ngutang," jelasnya.
Kang Emil menyebut bahwa yang mengubah lansekap ekonomi adalah digital, sedangkan tugas pemimpin yaitu mengeksklusifkan akses digital.
"Maka saya lahirkan banyak inovasi di desa. Tiga disrupsi di Indonesia Pandemi Covid-19, digital, climate crisis distrupsent," sebutnya.
Kang Emil menerangkan bahwa dengan AI ini imajinasi jadi tidak terbatas, sehingga bisa merekonstruksi visual-visual yang bisa menggantikan proses pekerjaan manusia.
"Jadi kalau Indonesia ingin bersiap, tidak hanya mengurusi 220 miliar dolar US ekonomi, tapi juga need have a defends this the dark side of this digital disruptions, specialis the AI," terang
Kang Emil.
"Dengan AI, dengan disrupsi digital harapan hadir. Rumusnya cuman satu, semua yang rutin akan digantikan oleh mesin," tandasnya.
Program Indonesia Digital Conference (IDC) dan AMSI Awards adalah bagian dari program kerjasama AMSI dengan Internews dan USAID MEDIA untuk membangun keberlanjutan bisnis
media di Indonesia.
Pada gelaran tahun ini, IDC dan AMSI Awards juga mendapatkan dukungan dari PT Astra International Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Adaro Energy Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, Bank BJB, Harita Nickel, PT XL Axiata Tbk, dan Minderoo Foundation.