Nadiem Curhat Tiap Tahun Selalu Kena Getah dari Kebijakan Zonasi yang Dibuat Era Muhadjir Effendy
- Kemendikbudristek
Jakarta – Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim buka suara terkait pro dan kontra sistem zonasi dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB). Menurutnya sistem zonasi tersebut harus tetap dilanjutkan.
Nadiem menegaskan, sistem zonasi bukan merupakan kebijakan yang ia buat, melainkan dibuat oleh mantan Mendikbud sebelumnya yakni Muhadjir Effendy, dan pertama kali diterapkan pada 2017 silam.
Nadiem curhat bahwa ia sedikit jengah, sebab setiap tahun dirinya selalu terkena getah dari kebijakan sistem zonasi tersebut. Terkait hal barusan, Nadim menyampaikannya dalam acara Belajar Raya 2023 di Pos Bloc, Jakarta Pusat Sabtu, 29 Juli kemarin.
"Saya ambil contoh waktu saya pertama masuk. Itu zonasi, kebijakan zonasi itu bukan kebijakan saya. Itu kebijakan sebelumnya, Pak muhadjir. Tapi itu kita sebagai satu tim merasa ini adalah suatu kebijakan yang sangat penting, yang udah pasti bakal merepotkan saya," kata Nadiem kepada awak media.
Kendati selalu jadi sasaran amukan para orang tua yang mengalah sistem ini, Nadiem menegaskan bahwa sistem zonasi harus dilanjutkan, tidak peduli bagaimana kesulitan yang dihadapi orang tua akibat kebijakan ini.
“Ini harus dilanjutkan karena penting, mau serepot apapun atau ibu-ibu yang udah anaknya les bertahun-tahun untuk masuk tes itu seberapa kecewanya pun," kata dia
"Kalau kita tidak melakukan sistem zonasi ini dan tetap komit, itu sudah pasti kesenjangan itu tidak akan pernah tertutup," jelasnya
Nadiem mengaku tidak mempermasalahkan seluruh kebijakan yang telah ada sebelum dirinya menjabat. Bahkan, dia siap untuk mendukung dan melanjutkan kebijakan tersebut.
"Ke depannya kebijakan-kebijakan yang kita lakukan tentunya dalam periode 3, 4 tahun terakhir, mungkin kita memecahkan rekor jumlah kebijakan yang kita ubah, memang saya harus mengakui. Itu besar sekali perubahannya," imbuh Nadiem