Perlukah Orang Meninggal Dunia Dibacakan Surat Yasin? Ini Kata Ustaz Adi Hidayat
- Youtube Adi Hidayat Official
Jakarta – Tradisi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sejak zaman dahulu dan masih dilakukan hingga kini secara terus menerus. Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki berbagai macam tradisi. Membahas tradisi di Indonesia seakan tidak pernah ada habisnya.
Salah satu tradisi yang hingga kini masih dilakukan, khususnya di kalangan umat Muslim Indonesia adalah membaca surat Yasin untuk mendoakan arwah kerabat yang sudah meninggal dunia. Umumnya pembacaan surat yasin dilakukan setiap malam Jumat maupun saat menghadiri pemakaman atau melayat.
Selain itu, masyarakat percaya dengan adanya tradisi Yasin ini, mereka dapat mempererat rasa persaudaraan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Sehingga tradisi Yasin ini masih terus dilakukan. Bahkan, di Jakarta sendiri tradisi Yasin masih terus dilakukan hingga kini.
Lantas, perlukah orang meninggal dibacakan surat Yasin?
Dilihat melalui YouTube AL-HUJJAH Dakwah Islam, seorang jemaah bertanya kepada Ustaz Adi Hidayat (UAH) mengenai perlukah orang membaca surat Yasin saat melayat.
Menjawab pertanyaan tersebut, UAH mengatakan hadis yang mencantumkan bahwa membaca Surat Yasin saat takziyah atau melayat memiliki dua pendapat.
Ada ulama yang berpendapat bahwa hadis tersebut lemah (dhaif), di lain sisi ada juga yang menyebut hadis itu sahih atau langsung bersumber dari Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, daripada bergantung pada hadist yang masih diperdebatkan, Ustadz Adi Hidayat berpegang pada hadist mengenai keutamaan istighfar yang didoakan dari anak kepada ayahnya yang telah meninggal yaitu:
“Sesungguhnya seseorang yang meninggal dunia diangkat derajatnya di surga lalu ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, dari manakah ini?’ Dia berkata kepadanya, ‘Karena anakmu membaca istighfar untukmu’.” Hadits Shahih Mauquf, dari Imam Bukhari dalam kitab Al Adabul Mufrad no.36.
Jadi, kata UAH, meski seseorang telah meninggal, orang yang masih hidup bisa menaikkan derajat orang tersebut dengan cara mendoakan dan meminta ampun pada Allah SWT atas orang tersebut.
Terkait khilafiyah atau perbedaan pendapat para ulama tersebut, disarankan untuk tetap menjaga kerukunan dengan tidak menuding salah satu pihak sesat hanya karena perbedaan membaca atau tidak membaca surat Yasin saat melayat.