Bagaimana Penyakit Antraks Dapat Menyebabkan Kematian pada Manusia?

Ilustrasi bakteri antraks
Sumber :
  • NIH

Gunungkidul – Tiga warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia usai memakan daging sapi yang positif terjangkit antraks. Hal ini diakui oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan bahwa dua orang mengalami gejala antraks sebelum meninggal dunia.

Mudah Banget! Ini Cara Merebus Daging Sapi Empuk yang Wajib Kamu Coba

Petugas medis beraktivitas di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/1/2020). RSUP Dr. Sardjito menyediakan ruangan isolasi untuk penanganan penyakit menular seperti antraks sebagai upaya pencegahan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan ada 85 warga yang positif terjangkit antraks dari 125 orang yang mengonsumsi daging sapi.

Daftar Harga Pangan 2 Desember 2024: Beras hingga Daging Sapi Naik

Lantas, bagaimana antraks dapat menyebabkan kematian?

Dilansir dari Science Daily, Senin, 10 Juli 2023, peneliti di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan National Heart, Lung, and Blood Institute mencoba meneliti bagaimana antraks bisa menyebabkan kematian.

BI Proyeksikan Ekonomi Dunia Meredup hingga 2026, Bagaimana Indonesia?

Penelitian ini dilakukan pada tikus, tetapi hasilnya dapat berkontribusi pada pengembangan pengobatan antraks pada manusia. Mereka mengidentifikasi sel-sel di dua area tubuh yang berbeda secara bersamaan yang menjadi sasaran kerusakan penyakit antraks.

Sebagai informasi, antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh paparan bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini menghasilkan dua toksin mematikan, yakni lethal toxin dan edema toxin. Ketika Bacillus anthracis menginfeksi manusia atau hewan, kedua racun itu akan mencari dan mengikatkan diri dengan reseptor pada permukaan sel.

Manusia dapat terinfeksi antraks melalui kontak langsung dengan hewan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Dua pun tikus diteliti. Salah satu tikus yang diteliti tidak memiliki reseptor toksin antraks pada satu jenis sel, sedangkan satunya memiliki reseptor pada satu jenis sel.

Peneliti kemudian membandingkan perkembangan penyakit pada kedua tikus itu. Hasilnya, kematian akibat antraks paling banyak disebabkan oleh lethal toxin.

Lethal toxin ini menargetkan sel jantung dan sel otot di sekitar pembuluh darah sehingga resiko kematian akibat antraks cukup tinggi. Adapun, toksin edema yang menargetkan sel hati.

Risiko kematian akibat antraks juga bergantung pada jenis atau bentuk antraks. Antraks paru-paru merupakan bentuk antraks yang paling serius dan berpotensi mematikan dibandingkan antraks kulit dan antraks usus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya