Penasaran Dari Mana Asalnya Kata Sempak? Ini Penjelasannya

Celana . (Foto ilustrasi)
Sumber :

Jakarta – Celana dalam adalah pakaian yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Namun, ternyata banyak ragam fakta menarik seputar celana dalam yang belum banyak diketahui oleh banyak orang.

Waspada! 5 Bahan Kain Pakaian Berbahaya yang Dapat Menyebabkan Masalah Kesehatan

Di Indonesia, celana dalam sudah sering disebut dengan nama lain yaitu sempak. Ternyata, sempak berasal dari bahasa Belanda, 'zwempak' yang artinya pakaian renang.

Ilustrasi celana dalam pria

Photo :
  • Pixabay
Pemain PSV Kirim Kode Keras Mau Bela Timnas Indonesia, Tapi FIFA Berpotensi Tak Restui karena...

Kicauan warganet dengan akun bernama @yoyen mengemukakan asal muasal kata sempak tersebut. Ditulis dengan zwempak yang berarti celana renang.

Zwem dari zwemmen: berenang. Pak: setelan/pakaian,” tulis @yoyen. Seharusnya, sempak itu pakaian renang, bukan celana dalam.

Kata Pelatih Timnas Putri Usai Dilibas Belanda 15 Gol tanpa Balas
Sebetulnya, ada banyak kata dari bahasa Belanda yang kita serap berdasarkan bunyi, bahkan ejaan aslinya hilang sama sekali demi kenyamanan lidah Indonesia dalam melafalkannya. Misalnya, orang awam akan tetap menyebut Menteng Huis dengan Menteng Huis, tidak menjadi Menteng Hais.

Tak cuma zwempak yang sudah beralih ucap. Kata dari Belanda, kakhuis yang berarti rumah kotoran, di Indonesia menjadi kakus. Kata ini, kemungkinan besar juga diserap bukan oleh telinga, melainkan oleh mata.

Maka dari itu, kata kakhuis tidak diserap menjadi kakhais. Sebagaimana seharusnya huis dibaca hais, melainkan menjadi kakus. Ejaan aslinya juga telah dimatikan.

Sebetulnya, ada banyak sekali kata yang jika dikembalikan ke penulisan aslinya menurut bahasa Belanda. Contohnya, handdoek (handuk), hemd (hem), das (dasi), kous (kaus), krant (koran), kraan (keran), slang (selang), laatje (laci), hengsel (engsel), dommerkracht (dongkrak), boesie (busi), versneling (persneling), uitrijd (atret), zekering (sekring), dan kortsluit (korslet).

Tapi rasanya kesalahkaprahan ini tidak perlu dikembalikan ke penulisannya. Toh salah kaprah ini sudah memperkaya khazanah bahasa Indonesia yang Kita miliki!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya