Heboh! Rafi Jelekkan Universitas Muhammadiyah Usai Diterima di Kampus Brawijaya
- ub.ac.id
Malang – Rafi Azzamy, bekas mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pamer dirinya diterima kuliah di Universitas Brawijaya (UB) melalui SNBT atau Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023.
Namun, unggahan Rafi melalui akun Twitter pribadinya @Rafilsafat pada Sabtu, 24 Juni 2023 malah dihujani komentar negatif dar warganet. Bukan tanpa sebab, kritik Rafi soal UMM dianggap tanpa bukti dan tak sedikit yang menganggapnya berlebihan.
Diketahui dalam unggahan tersebut Rafi mengomentari 3 hal yang dianggapnya buruk di UMM. Pertama bangunan kampus yang menurutnya jelek, kemudian dosen yang disebut jarang masuk hingga birokrat yang bermasalah.
“Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)-gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dan lain-lain = itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM),” tulis Rafi, dikutip Senin 26 Juni 2023.
Rafi pun membagikan tolok ukur mengapa bangunan kampus lamanya dianggap jelek. Melalui sebuah video, dia memperlihatkan ketika ada kotoran kucing di UMM. Tampak para mahasiswa sibuk merekam kotoran kucing yang terlihat masih basah itu berada di lantai.
"Okay ada yang ndak percaya kalau UMM seperti itu, coba lihat video t*i kucing di dalam gedung ini. Bukan sekali atau dua kali saja ada t*i kucing di gedung, tapi berkali-kali loh," kata Rafi membagikan dua video kotoran kucing
Kemudian, dia mengungkap dosen UMM kerap absen mengajar. Menurutnya si dosen absen lantaran terlibat dalam acara kampus. “Banyak dosen yang jarang masuk karena menjadi panitia acara seremonial kampus,” kata dia
Masih terus mengkritik UMM, Rafi mengaku terganggu dengan berlakunya peraturan rambut pria dilarang gondrong oleh Rektor UMM, Fauzan. Menurutnya hal ini membatasi kebebasan mahasiswa.
Dia juga merasa terganggu dengan adanya perahu bebek yang disiapkan pihak kampus untuk mengobati rasa penat mahasiswa. Kata Rafi, suara ‘nyit-nyit’ yang dihasilkan alat itu saat dikayuh, membuatnya sulit berpikir.
Dia juga mengkritik ospek UMM yang malah mengadakan konser daripada mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis. Alhasil, kata dia, banyak mahasiswa menjadi tidak aktif saat berlangsungnya forum diskusi.
Setelah membagikan keburukan kampus lamanya, Rafi berusaha optimis bahwa kampus barunya yakni Universitas Brawijaya akan memiliki fasilitas dan kualitas yang jauh di atas UMM.
"Oh yah dari tadi banyak yang bilang kalau UB juga bermasalah, aku yakin sebermasalah-bermasalahnya UB, insya Allah masih lebih bermasalah UMM. Setidaknya aku hijrah ke tempat yang lebih baik," pungkasnya.