Apakah Tidur Membatalkan Wudhu? Simak Penjelasannya

ilustrasi berwudhu
Sumber :
  • U-Report

Jakarta – Wudhu adalah salah satu rangkaian penting dalam agama Islam yang melibatkan proses bersuci sebelum melakukan ibadah sholat. Namun, seringkali muncul pertanyaan tentang apakah tidur membatalkan wudhu seseorang? Pada kali ini, akan dibahas mengenai pandangan dalam Islam mengenai hubungan antara tidur dan wudhu.

Penuh Haru, 18 Tahun Menanti Akhirnya Sakti Bisa Umroh Bareng Personel Lengkap Sheila On 7

Tidur sebagai kebutuhan biologis adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Selama tidur, tubuh memasuki fase relaksasi dan pemulihan dan kesadaran akan berkurang terhadap sekitar. Namun, dalam konteks wudhu, ada situasi tertentu yang dapat mempengaruhi keabsahan wudhu kita setelah tidur. Apakah tidur membatalkan wudhu? Scroll ke bawah untuk simak penjelasan selengkapnya yang dihimpun dari berbagai sumber. 

1. Keluarnya najis atau kencing

7 Kebiasaan Sebelum Tidur agar Terhindar dari Mimpi Buruk Menakutkan

Anak ngompol

Photo :
  • vstory

Salah satu kondisi yang dapat membatalkan wudhu adalah keluarnya najis atau kencing. Jika seseorang terbangun dari tidur dan menemukan bahwa keluar najis atau kencing selama tidur (ngompol), maka wudhu yang sebelumnya dilakukan menjadi tidak sah dan harus diulang sebelum melanjutkan ibadah.

Kasur Bau? Tenang! Ini 10 Cara Ampuh Hilangkan Bau Apek Tanpa Perlu Dicuci

2. Hilangnya kesadaran

Ilustrasi bangun tidur.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Selanjutnya jika seseorang kehilangan kesadarannya, maksudnya adalah misaln karena pingsan atau mabuk sehingga kesadaran menghilang, maka wudhunya menjadi tidak sah. Ketika sadar kembali, orang tersebut perlu melakukan wudhu baru sebelum melanjutkan ibadah.

3. Sentuhan kulit antara suami dan istri

Ilustrasi tidur nyenyak

Photo :
  • Eat This

Terdapat perbedaan pendapat di antara ulama tentang apakah sentuhan kulit antara suami dan istri saat tidur dapat membatalkan wudhu. Beberapa ulama berpendapat bahwa sentuhan kulit semacam itu membatalkan wudhu, sedangkan pendapat lainnya menyatakan tidak mempengaruhi keabsahan wudhu. Oleh karena itu, jika ada niat untuk tidur bersama, disarankan untuk melakukan wudhu sebelumnya atau merujuk kepada otoritas agama yang diakui. 

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua ulama sepakat dalam masalah ini. Masing-masing individu harus memahami perspektif agama mereka sendiri dan mengikuti apa yang diyakini menjadi panduan yang paling benar menurut keyakinan.

Dalam Islam sendiri, niat dan kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah juga berperan penting. Ketulusan hati dan ketekunan dalam menjaga kesucian diri dan melakukan wudhu adalah faktor yang tidak boleh diabaikan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya