Polemik Tradisi Wisuda Kelulusan TK Hingga SMA, Warga: Mumet, Cukup Universitas Aja

Ilustrasi Wisuda Taman Kanak-kanak (TK)
Sumber :
  • Youtube: Sanggar Davinsi

VIVA Edukasi - Perayaan Wisuda sejak lama diketahui merupakan upacara peneguhan atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi. Di kalangan akademik, wisuda menjadi penanda kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu perguruan tinggi.

Maira Buka Lembaran Baru, Dari Wisuda ke Studio Rekaman

Pada umumnya, calon wisudawan mengenakan pakaian yang sudah ditentukan, seperti pakaian pria menggunakan hem putih dan celana hitam bersepatu hitam, pakaian wanita menggunakan kebaya tradisional tipis dengan kain batik dan bagian luarnya mengenakan toga.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perayaan wisuda bukan hanya milik perguruan tinggi. Sejumlah sekolah dari jenjang TK (Taman Kanak-Kanak) hingga SMA (Sekolah Menengas Atas) menggelar perayaan wisuda saat acara kelulusan siswa.

Institut Teknologi PLN Gelar Wisuda Ke-45: 732 Lulusan Melangkah ke Dunia Profesional

Fenomena yang baru berlangsung dalam beberapa tahun ini menuai pro kontra. Pasalnya, sejumlah wali murid mengaku keberatan dengan tradisi baru ini. Karena hanya memberatkan mereka sebagai orang tua siswa.

Membebani Orang Tua Siswa

Sempat Dirawat, Bocah Kelas 3 SD di Subang Meninggal Usai Jadi Korban Perundangan Kakak Kelas

Keluhan diungkapkan salah seorang wali murid di Kalibata, Syaifullah. "Engga usah lanjut. Stop aja. Mumet. Cukup universitas aja yang ada wisuda," tulis bapak enam anak ini.

Wisuda Universitas Bakrie

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Kalo enggak ada urgensi dan korelasi buat nambah ilmu dan nilai, kayaknya mending gak usah. Bikin tambah biaya jadinya," timpal Muslim Hakim, bapak dua anak di Ciputat.

Sedangkan seorang guru sekolah islam swasta di Jakarta Timur, Muhammad Akbar mengaku pihaknya juga terbebani dengan wisuda kelulusan ini. "Kita ada sekolah, ada wisudanya juga tapi kita yang mumet, karena kita nombok."

Sementara, ada juga warga yang setuju dengan perayaan wisuda di tingkat sekolah. "Semua tergantung Niat. Niat memberi kenangan terakhir...," tulis Rudi Sabarudin, bapak dua anak di Pulogadung.

Isu ini ramai diperbincangkan setelah viral curahan hati seorang wali murid, Mikhayla Eka, yang mengadu ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim agar dihapus acara wisuda yang dianggap tidak perlu diadakan di TK, SD, SMP hingga SMA. 

Hal ini disampaikan Eka dalam kolom komentar di unggahan Instagram Nadiem Makarim pada Selasa kemarin 13 Juni 2023. Menurutnya, wisuda hanya diperuntukkan di perguruan tingi, adapun di sekolah, Eka beranggapan itu hanya memberatkan orangtua siswa.

Protes orang tua murid ke Nadiem Makarim

Photo :
  • Instagram

Merespons polemik ini, Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbudristek, Anang Ristanto menyatakan kegiatan wisuda mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP hingga SMA merupakan kegiatan yang bersifat opsional, boleh dilakukan, boleh juga tidak. 

Dia menyampaikan, dalam Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 menyebutkan bahwa kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.

"Kemendikbudristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan komite sekolah dan persatuan orangtua murid dan guru (POMG)," ujarnya saat dikonfirmasi awak media, Kamis 15 Juni 2023. 

Menurutnya, hal di atas perlu dilakukan agar menemukan satu pilihan atau solusi terbaik untuk sekolah seklaigus yang tidak membebani orang tua murid.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya