Ada Upaya Masukkan Puisi Esai ke Sistem Pendidikan, Dimulai dari Malaysia

Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Selain Indonesia dan Malaysia, Thailand juga negara yang memiliki penulis puisi esai terbanyak. Hal itu diungkap penggagas puisi esai Denny JA menjelang Festival Puisi Esai Antarbangsa ke-2 yang akan berlangsung di Kota Kinabalu, Negeri Sabah, Malaysia pada 16-18 Juni 2023.

Calon Bupati Citra Mus Optimis Wujudkan Era Baru Taliabu Emas

Kata dia, awal tahun ini sejumlah penyair dan mahasiswa Thailand menyatakan berminat menerbitkan buku puisi esai yang mereka tulis bersama. Hingga kini, tercatat sudah belasan buku puisi esai yang diterbitkan oleh penyair dari kedua negara tetangga Indonesia tersebut.

Minat penyair Malaysia dan Thailand itu, kata dia, tidak lepas dari marketing yang dilakukan oleh pecinta genre puisi esai itu sendiri. Denny mengatakan, puisi esai diterima dengan lapang dada di Sabah, sehingga bisa tumbuh subur di Negeri Jiran itu. Bahkan, kata dia, di antara mereka sudah ada yang meraih penghargaan tertinggi pada lomba puisi esai yang diselenggarakan secara internasional.

Disaksikan Prabowo, Anindya Bakrie Serah Terima Kepemimpinan Kaukus ASEAN-ABAC dari RI ke Malaysia

“Sabah telah diangkat menjadi Ibu Kota puisi esai. Sedangkan, Jakarta dianggap sebagai negeri asal puisi esai,” kata Denny JA kepada wartawan, Rabu 7 Juni 2023.

Majelis Masyayikh Dorong Pesantren Perkuat Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Muadalah

Denny menambahkan, dalam rangkaian acara itu juga digelar empat forum diskusi. Menurutnya, pada setiap sesi diskusi selalu muncul gagasan besar dan menarik untuk ditindaklanjuti. Misalnya, bagaimana usaha pengantarbangsakan puisi esai. Dia menyebut, gagasan menarik lain adalah tentang puisi esai dalam sistem pendidikan negeri. Pada topik ini ramai didiskusikan usaha memasukkan puisi esai ke dalam sistem pendidikan, dimulai dari Negeri Sabah.

Gagasan tersebut, terus Denny, dikemukakan oleh Presiden Bahasa dan Satera Sabah sekaligus Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN, Datuk Jasni Matlani. Datuk Jasni sudah menerapkan pembelajaran sejarah menggunakan puisi esai di sekolah yang diasuh oleh istrinya.

Menurut Denny, petimbangan yang dikemukakan oleh Datuk Jasni adalah keunikan puisi esai yang bisa ditulis oleh semua orang. Pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan cepat diterima oleh siswa jika materi ditulis atau disampaikan dalam bentuk puisi esai.

“Hasilnya sangat menggembirakan, karena siswa menjadi lebih tertarik belajar sejarah,” ujarnya.

Sampai hari ini, sudah lebih dari 2.000 judul puisi esai yang ditulis di Indonesia. Sedangkan di Malaysia, menurut Presiden Komunitas Puisi Esai ASEAN sekaligus Presiden Badan Bahasa dan Sastra Sabah, Datuk Jasni Matlani, telah menerbitkan delapan buku puisi esai.

“Saya yakin ada sesuatu yang sangat bermanfaat pada puisi esai yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Puisi esai menyebarluaskan nilai-nilai yang baik dan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu, saya berutang budi pada Bapak Denny JA yang telah memperkenalkan puisi esai kepada saya, sekaligus mengenalkan bentuk baru dari sastra kita,” ucap Datuk Jasni.

Lebih lanjut Datuk Jasni mengatakan, Komunitas Puisi Esai ASEAN akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyebarkan luaskan puisi esai ke seluruh negara Asia Tenggara dan dunia. Kerja sama itu akan dilaksanakan dengan pihak kampus, asosiasi penulis di berbagai negara, dan para penyair di negara tersebut.

Sebagai informasi, puisi esai sendiri merupakan genre sastra baru di Indonesia yang memadukan dua jenis pemikiran, yaitu puisi dan esai. Gagasan mengenai puisi esai pertama kali dikemukakan oleh Denny JA yang diwujudkan melalui buku pertama puisi esai berjudul 'Atas Nama Cinta' yang diterbitkan pada tahun 2012. Sejak saat itu, Komunitas Puisi Esai pun lahir dan berkembang hingga saat ini.

Kemudian pada tahun 2020, puisi esai resmi menjadi kosakata baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam kamus, puisi esai didefinisikan sebagai 'ragam karya sastra yang mengandung pesan sosial dan moral melalui kata-kata sederhana dengan pola syair, berupa fakta, fiksi, dan catatan kaki'.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya