Bayar Utang Puasa Ramadhan atau Puasa Syawal, Mana yang Lebih Dulu?
- U-Report
VIVA Edukasi – Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang memiliki keutamaan untuk mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Puasa ini dilakukan selama 6 hari di Bulan Syawal.
Anjuran puasa Syawal sendiri datang langsung dari Rasulullah SAW melalui hadis yang diriwayatkan Imam Muslim berikut “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,”
Adapun terkait pertanyaan menyangkut penggabungan qadha puasa Ramadhan yang terlewat berbarengan dengan pelaksanaan puasa Syawal kerap dipertanyakan masyarakat. Oleh karenanya penting diketahui agar ibadah yang dilakukan sesuai syariat.
Mengutip laman Nahdlatul Ulama Kamis, 27 April 2023 para ulama telah menetapkan hukum yang berbeda-beda dalam pelaksanaan puasa Syawal sesuai dengan kondisi seseorang. Hukumnya bisa menjadi makruh hingga haram.
1. Sunnah
Puasa Syawal dikatakan sunnah apabila seseorang yang melaksanakannya tidak memiliki tanggungan puasa wajib, seperti utang puasa Ramadhan maupun puasa nazar (janji).
2. Makruh
Kemudian, bagi seseorang yang memiliki utang puasa Ramadhan karena uzur, seperti sakit, haid, perjalanan jauh dan lainnya, maka puasa Syawal menjadi makruh. Karena itu sebaiknya mereka menunaikan kewajibannya terlebih dahulu baru kemudian berpuasa Syawal.
3. Haram
Terakhir, bagi seseorang yang sengaja meninggalkan puasa wajib, maka haram baginya untuk melaksanakan puasa sunnah Syawal. Oleh karenanya wajib bagi mereka membayar utang puasa Ramadhan kemudian baru melaksanakan puasa Syawal.
Lantas mana yang lebih utama, bayar utang puasa Ramadhan dulu atau Puasa Syawal?
Melansir laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), ada perbedaan pendapat para ulama terkait hal ini. Karena itu Anda dapat memilih salah satu diantaranya:
1. Utamakan bayar utang puasa Ramadhan lebih dulu
Pendapat pertama menyarankan untuk membayar utang puasa Ramadhan lebih dulu daripada puasa sunnah Syawal. Ini dikarenakan puasa Syawal adalah sunnah dan qada puasa Ramadhan adalah wajib.
Pendapat pertama ini meyakini bahwa amalan sunnah tidaka akan diterima jika amalan wajib belum dikerjakan. Bagi Anda yang masih kuat berpuasa dan tidak memiliki halangan, disarankan menggunakan pendapat ini.
2. Boleh mendahulukan puasa Syawal
Pendapat kedua ulama menyebutkan bahwa seseorang boleh mendahulukan puasa Syawal daripada qada puasa Ramadhan. Ini karena meski amalan wajib, menunaikan utang puasa Ramadhan memiliki rentang waktu yang panjang.
Seperti diketahui, qada puasa Ramadhan dapat dikerjakan hingga memasuki bulan Ramadhan tahun berikutnya. Sementara puasa Syawal memiliki waktu terbatas sehingga khawatir orang memiliki keterbatasan seperti sakit, haid atau sebagainya.
3. boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan qada Ramadhan
Pendapat terakhir beranggapan bahwa seseorang boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan qadha puasa sekalipun hukum keduanya berbeda. Artinya niat puasa Syawal diikutkan pada puasa qadha.
Hal ini dapat diterapkan oleh orang-orang yang sangat lemah dan memiliki keterbatasan dalam berpuasa. Sehingga dengan menjalankan puasa qadha di bulan Syawal akan mendapatkan pahala keutamaan puasa Syawal seperti dijelaskan dalam hadits.