Kisah Pendeta Yahudi Cekik Leher Rasulullah, Berujung Masuk Islam

Ilustrasi Nabi Muhammad SAW.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Edukasi – Terdapat kisah seorang pendeta Yahudi yang pernah mencekik leher Rasulullah SAW diceritakan oleh ustadz Khalid Basalamah melalui video di akun Tiktok pmudahjrah. Ternyata, aksi nekat dari pendeta itu dilakukan untuk menguji emosi dan kesabaran dari Nabi.

Setelah itu, pendeta tersebut justru langsung memutuskan masuk Islam dan bersaksi dengan mengucap dua kalimat syahadat. Simak ulasannya:

Desain Peringatan Maulid Nabi Muhammad Oleh Ahmad Alfariqi

Photo :
  • vstory

Pendeta Berani Cekek Rasulullah

Pada suatu waktu, Nabi Muhammad SAW diceritakan tengah memimpin majelis ilmu di Masjid Nabawi. Di tempat itu juga ada sahabat-sahabat nabi yang ikut serta menyimak ceramah yang disampaikan.

Tiba-Tiba masuk seorang pria yang tak dikenal oleh para sahabat nabi langsung menerobos barisan dan berdiri di belakang Rasulullah. Tak butuh basa-basi, pria tersebut mendadak langsung menarik kain sorban yang dipakai Rasulullah dan melingkarkan di leher hingga membuat nabi tercekik.

Buat Marah Para Sahabat Nabi

Jelang Musim Liburan Yahudi, Israel Haramkan Warganya Kunjungi 15 Negara Ini

Melihat kejadian itu, sahabat nabi yang ada di lokasi pun kaget dan langsung marah. Bahkan, Umar bin Khattab sampai meminta izin kepada Rasulullah untuk memenggal kepala pria tersebut.

"Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah saya untuk memenggal kepala orang ini!" kata Umar seperti ditirukan ustadz Khalid Basalamah.

Kisah Cinta Legenda Tinju Dunia, Tak Mau Nama Nabi Muhammad Ada di Trotoar

Namun, Nabi justru memberikan isyarat dengan tangannya agar seluruh sahabatnya tenang dalam keadaan masih tercekik.

Alasan Melakukan Hal Tersebut

Pengakuan Mantan Pemain MU soal Nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW.

Photo :
  • republika

Dengan pelan, Nabi kemudian menanyakan maksud perbuatan dari pria tersebut. Meski mengenal sosok pria itu, Nabi rupanya tak menyebut nama dari si pria yang mencekiknya di hadapan sahabat-sahabatnya.

"Wahai Yahudi, ada apa?" kata Rasulullah.

"Kau berutang padaku, Muhammad! Dan aku tahu, kalian ini orang Quraisy sangat suka menunda-nunda pembayaran utang," jawab pria tersebut.

"Bukankah belum tiba saatnya (tenggat waktu pembayaran)?" tanya Nabi lagi.

"Saya tidak peduli. Bayar utangmu sekarang juga!" bentak pria tersebut.

Maka Rasulullah SAW berpaling kepada Umar dan berkata, "Wahai Umar, ambilkan dari Baitul Maal sebanyak 20 sha' kurma untuk membayar utangku kepada Yahudi ini dan sebanyak 20 sha' kurma lagi,"

"Wahai Rasulullah, 20 sha' itu untuk utang engkau. Tetapi, 20 sha' lagi untuk apa?" tanya Umar.

"Itu sebagai hukuman karena engkau telah menakut-nakuti dia," jawab Nabi SAW.

Umar kemudian membawa pria tersebut ke Baitul Maal untuk mengambil kurma seperti apa yang diperintahkan Rasulullah. Sesampainya di sana, Umar langsung memasukkan kurma ke dalam karung. Saat akan memasukkan karung kedua, pria Yahudi itu mendadak melarang Umar melakukannya.

"Wahai Umar. Tahanlah. Jangan kau masukkan kurma ke karung itu," kata pria Yahudi.

"Aku hanya melaksanakan perintah Nabi SAW. Aku tidak ingin mendengarmu," jawab Umar.

Kemudian, pria Yahudi itu pun mengungkap identitasnya di depan Umar dan mengatakan jika ia adalah Zaid bin San'ah. Ia dikenal sebagai pendeta dan ahli Taurat terkenal di masa itu.

Bersaksi dan Masuk Islam

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW.

Photo :
  • U-Report

Mendengar pengakuan itu, Umar pun sangat kaget. Ia kemudian menanyakan alasan Zaid nekat mencekik Rasulullah di hadapan para sahabatnya.

"Wahai Umar apa kau pikir saya sudah gila? Saya masuk ke masjid kalian, mencekik nabi kalian di depan kalian, berucap kata kasar padanya, menagih utang sebelum jatuh tempo, mencekiknya, apa kamu pikir saya sudah gila? Saya sudah pertaruhkan semuanya," ujar Zaid seperti ditirukan ustad halid Basalamah.

"Mengapa kau melakukannya?" tanya Umar.

"Sungguh, sebelum tadi aku datang ke masjid kalian, aku telah mendapati tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad seperti yang disebut dalam Taurat sebagai nabi terakhir. Hampir seluruh tanda-tanda itu ada padanya. Hanya saja, masih ada satu tanda yang belum tampak jelas bagiku. Yakni, bahwa kasih sayangnya, pemaafnya mengalahkan rasa amarahnya," jelas Zaid.

"Hai Umar tadi saya lakukan saya pertaruhkan nyawa saya untuk mencari kebenaran itu. Dan saya sudah buktikan ternyata benar kasih sayang beliau mengalahkan amarahnya. Maka saksikanlah, wahai Umar, asyhadu an laa ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad rasulullah," tegas Zaid bin San'ah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya