5 Negara Adidaya di Masa Lalu, Bagaimana Kondisinya Sekarang?

Pasukan Kerajaan Inggris
Sumber :
  • Cameron Eden/Ministry of Defense via AP

VIVA Edukasi – Sejarah mencatat bahwa terdapat sejumlah negara adidaya di masa lampau yang berhasil menorehkan kejayaan yang luar biasa. Dari sekian banyak, mereka memiliki kekuatan militer yang mumpuni dan sering melakukan ekspansi untuk memperluas cakupan wilayahnya.

Terbukti, beberapa di antaranya berhasil mempertahankan statusnya dalam kurungan waktu yang cukup lama. Seiring waktu, negara adidaya tersebut memiliki nasib yang berbeda-beda.

Ulaanbaatar, Mongolia

Photo :
  • pixabay

Beberapa di antaranya bisa menjaga status tersebut hingga sekarang sebagai negara maju, namun ada juga beberapa lainnya yang justru mengalami kemunduran. Berikut sejumlah negara adidaya di masa lampau dan kondisinya saat ini:

1. Kekaisaran Mongol

Dikutip dari laman National Geographic, saat berada dalam pimpinan Jenghis Khan, wilayahnya terus meluas hingga mencakup sebagian besar Eurasia.

Dalam sejarahnya, kekaisaran ini didirikan pada tahun 1206. Genghis Khan mengubah suku-suku Mongolia dan mengarahkan pemerintahannya ke militer-feodal. Seiring waktu, kekaisaran Mongol terus berkembang dengan periode ekspansif yang agresif selama 162 tahun.

Di puncak kejayaannya, mereka diketahui menguasai wilayah hingga 12 juta mil persegi. Akan tetapi, kematian Jenghis Khan pada 1227 menghancurkan kehancuran Mongol. Sepeninggalnya, terjadi evolusi antara penerus sehingga membuatnya pecah belah.

Sejak keruntuhan kekaisaran tersebut, bangsa Mongol belum dapat membangun kembali kejayaannya. Apalagi untuk negara Mongolia sendiri saat ini berstatus sebagai negara berkembang karena kinerja ekonominya yang rendah menurut IMF.

Istana burung peninggalan Kerajaan Islam Ottoman.

Photo :
  • U-Report

Kekaisaran Ottoman tercatat sebagai salah satu dinasti terkuat dalam sejarah dunia. Dikutip dari laman History, Senin, 27 Maret 2023 negara adidaya ini pernah memiliki wilayah kekuasaan di Timur Tengah, Eropa Timur, hingga Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun.

Dalam sejarahnya, Kekaisaran Ottoman didirikan oleh Osman 1 pada tahun 1299. Penyebutan “Ottoman” sendiri berasal dari nama Osman yang berarti “Utsman” dalam bahasa Arab.

Kekuasaan Ottoman mencapai puncak kejayaannya antara tahun 1520 hingga 1566, tepatnya saat pemerintahan Suleiman. Di era ini, mereka memiliki kekuatan besar, stabilitas, hingga kekayaan yang melimpah.

Pada era kejayaannya, Kekaisaran Ottoman mencakup wilayah-wilayah seperti Turki, Yunani, Bulgaria, Hungaria, Mesir, Rumania, Makedonia, Palestina, Lebanon, Yordania, Suriah, sebagian Arab, serta sejumlah besar pantai Afrika Utara.

Kekuasaan Utsmaniyah runtuh dan resmi berakhir pada 1922. Setelahnya, Turki dideklarasikan sebagai sebuah republik pada 29 Oktober 1923. Saat itu, seorang perwira militer bernama Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Republik Turki yang merdeka.

Saat ini, Turki berstatus sebagai salah satu negara maju di dunia. Mengutip World Population Review, PBB mengklasifikasikan mereka sebagai negara maju dengan HDI sebesar 0,838 pada 2021. Selain itu, mereka juga termasuk sebagai anggota G20, kelompok yang berisikan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

3. Kekaisaran Spanyol (Spanyol)

Istana kerajaan di Spanyol.

Photo :
  • wikimedia

Dikutip dari laman Study Master, pada awal abad ke-15, Semenanjung Iberia (wilayah Spanyol dan Portugal) menjadi rumah bagi populasi Kristen, Yahudi, dan Muslim. Sempat menguasai bangsa Muslim (Moor), orang-orang kristen kembali merebut wilayah tersebut dengan penaklukan Granada pada 1492 dan mewujudkan kembali Spanyol.

Sebelum akhir 1400-an, Spanyol sejatinya tidak banyak terlibat dalam ekspansi ke luar negeri. Pada akhirnya, hal tersebut berubah setelah kapal pesiar Christopher Columbus. Aksesi Charles I ke tahta Spanyol mengubah posisinya di dunia.

Dengan sebuah pernikahan yang strategis, dia mendapat gelar Kaisar Romawi Suci. Hasilnya, anak yang bernama Charles V kelak akan memerintah sebuah kerajaan yang terdiri dari Belanda, Spanyol, Austria, teras Romawi Suci, hingga sebagian Italia.

Hal ini terus berlanjut hingga kekuatan Philip II. Pada puncak kejayaannya, koloni penjajahan Spanyol meliputi sejumlah wilayah di Eropa, Amerika, Afrika, hingga Asia.

Saat ini, Spanyol memang tidak memiliki wilayah yang luas seperti dulu. Akan tetapi, mereka berada sebagai negara maju, meski memiliki angka respons dan inflasi yang cukup buruk. Mengutip Idealista, data IMF menyebutkan bahwa inflasi menambah tingkat respons di Spanyol hingga 18 persen pada tahun 2021.

4. Kekaisaran Inggris

Permata The Great Star Afrika di Mahkota Kerajaan Inggris.

Photo :
  • Istimewa

Dikutip dari BBC Uk, kerajaan ini berasal sejak akhir tahun 1500-an. Sekitar tahun 1585, Ratu Elizabeth I memberikan izin kepada Walter Raleigh untuk mendirikan sebuah koloni di Pulau Roanoke.

Andra Soni Tumbangkan Dinasti Ratu Atut di Pilgub Banten 2024

Dalam riwayatnya, Kekaisaran Inggris eksis hampir 400 tahun lamanya. Wilayahnya menyebar dari Amerika untuk memasukkan koloni di Afrika, Asia, dan Australasia. Setelahnya, mereka mulai melakukan ekspansi ke India, Afrika, dan daerah-daerah lainnya.

Pada keruntuhannya, sejumlah sejarawan percaya bahwa akhir dari kerajaan Inggris ini bermula ketika negara-negara dengan penduduk kulit putih memberikan status dominasi. Dalam ukuran wilayah, mereka memang memiliki cakupan yang sangat luas, terutama setelah berhasil merebut bek jajan Jerman.

Puluhan Anggota Parlemen Inggris Desak Pemerintah Beri Sanksi Israel

Namun, situasi mulai berubah kala pertengahan tahun 1900-an, tepatnya di akhir Perang Dunia II. Saat ini, Kerajaan Inggris juga masih tetap eksis dan memiliki pengaruh. Selain itu, mereka juga memiliki sejumlah negara persemakmuran yang pernah dibuatnya.

5. Dinasti Qing (Tiongkok)

Menlu Inggris Blak-blakan Sebut Israel sebagai Kekuatan Penjajah

lukisan yang menggabungkan Konfusianisme, Taoisme, dan Buddha dari era Dinasti Song

Photo :
  • Kiddle

Dinasti Qing merupakan kekaisaran terakhir di Tiongkok yang berkuasa antara tahun 1644 hingga 1912. Dikutip dari laman Sejarah, Kaisar Shunzhi mendirikan Dinasti Qing pada tahun 1644. Beberapa penguasanya yang terkenal adalah Kaisar Kangxi dan Kaisar Qianlong.

Kangxi menjadi yang terlama dengan pemerintahan sekitar 61 tahun. Dalam berbagai kebijakannya, mereka memiliki angka ekspor yang bagus untuk beberapa produk seperti kapas, sutra, teh, hingga keramik. Sementara Qianlong menghabiskan waktu pemerintahannya selama 60 tahun.

Berbeda dengan Kangxi, dia justru lebih terpacu untuk mewujudkan kebudayaan setempat. Setelah mengalami banyak pemberontakan, Dinasti Qing jatuh pada tahun 1911. Pada tahun tersebut, Partai Nasionalis Tiongkok mengadakan pemberontakan di Wuchang.

Selain itu, sekitar 15 provinsi juga mendeklarasikan kemerdekaannya dari kekaisaran. Beralih ke masa kini, pada perkembangannya China menjadi salah satu negara maju yang cukup berpengaruh di dunia. Selain sektor ekonominya yang kuat, mereka juga memiliki kekuatan militer yang mumpuni dan disegani negara lain.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya