Mahasiswa UTS Ciptakan Smart Farming Alat Penyiraman Tanaman Otomatis

Mahasiswa UTS Ciptakan Smart Farming Alat Penyiraman Tanaman Otomatis
Sumber :
  • irwan (Sumbawa-NTB)

VIVA EdukasiMahasiswa dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Nusa Tenggara Barat (NTB), memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menciptakan sebuah teknologi pintar yang diberi nama Smart Farming.

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

"Smart Farming atau pertanian cerdas ini  adalah salah satu teknologi pintar yang bertujuan membantu proses dalam bidang pertanian yakni untuk penyiraman tanaman secara otomatis," kata Fajar Maharda Putra, Mahasiswa Fakultas Rekayasa Sistem UTS, yang juga Ketua Promer 5 Desa Lebin, Senin (06/03).

Pembuatan Teknologi Smart Farming ini untuk membantu proses penyiraman tanaman pada kebun desa secara otomatis sesuai dengan kelembaban tanah sehingga dalam penggunaan teknologi ini dapat menghemat penggunaan air.

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

Mahasiswa UTS Ciptakan Smart Farming Alat Penyiraman Tanaman Otomatis

Photo :
  • irwan (Sumbawa-NTB)

"Tentunya meningkatkan efektivitas pertumbuhan tanaman sehingga dapat menjamin keberhasilan tanaman menuju tahap panen dengan hasil yang maksimal," katanya. 

Pintu Universitas di Eropa Mulai Tertutup Bagi Mahasiswa Tiongkok

Smart Farming memiliki artian sebagai pertanian cerdas yang merupakan revolusi teknologi 4.0 yang dalam penerapannya menggunakan alat-alat digital. Teknologi pertanian cerdas akan membantu efisiensi kerja petani dan meningkatkan kualitas dari hasil pertanian, dikarenakan dalam proses perawatan pertumbuhan tanaman akan dimonitoring secara otomatis.

Smart Farming yang bertujuan mempermudah proses pertanian dengan sistem penyiraman pada tanaman yang dilakukan secara otomatis, dengan membaca kelembaban tanah pada tanaman menggunakan sensor soil moisture.

"Kemudian menggunakan mikrocontroler berupa Arduino sebagai otak pada sistem yang akan mengolah data nilai kelembaban dari sensor menjadi perintah kapan proses penyiraman dilakukan, serta menggunakan solar panel (tenaga surya) sebagai sumber energi ramah lingkungan untuk mengaktifkan sistem Teknologi Smart Farming, dan beberapa komponen penunjang lain untuk menyempurnakan alat," Fajar menjelaskan.

"Tim Program Merdeka Desa Lebin terdiri dari 3 program studi, yaitu Teknik Elektro, Teknologi Hasil Pertanian, dan Akuntansi. Ikut mendampingi Desi Maulidyawati, M.Pd sebagai dosen pembimbing lapangan," katanya. 

Desa Lebin, merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa. Desa ini berada di pelosok Pulau Sumbawa dengan situasi desa yang masih sangat alami dan potensi sumber daya alam yang melimpah serta kondisi tanah yang masih sangat subur. 

"Mengingat lokasi desa yang berada di pelosok, sangat jauh dari pusat kota, sehingga beberapa kebutuhan rumah tangga sulit didapatkan, seperti sayuran dan sebagainya. Karena itu masyarakat harus memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam sehingga kebutuhan sayur bisa terpenuhi tanpa harus dibeli ke kota," ungkap Fajar. 

Karena itu, lanjut Fajar, keberadaan kebun desa sangat bermanfaat dalam mencukupi kebutuhan masyarakat Desa Lebin. Pemanfaatan kebun Desa Lebin ini sangat perlu dikembangkan agar hasil dari sayuran menjadi lebih maksimal, baik dari kualitas tanaman maupun jumlah hasil panen yang bisa meningkat, sehingga diperlukan sistem perawatan tanaman yang lebih terkontrol.

"Untuk itu dibutuhkan teknologi otomatis yang berperan dalam proses penyiraman tanaman, agar kebutuhan air untuk tanaman tercukupi," kata Fajar lagi. 

Rektor UTS Chairul Hudaya, mengatakan, Melalui Program Merdeka Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam menganalisa beberapa permasalahan dan potensi yang ada lingkungan masyarakat setempat. 

Mahasiswa UTS Ciptakan Smart Farming Alat Penyiraman Tanaman Otomatis

Photo :
  • irwan (Sumbawa-NTB)

Tim Program Merdeka lebih khusus dari Prodi Teknik Elektro berfokus pada produk teknologi pertanian yang mengacu pada program kampus yaitu OVOP (One Village, One Product) untuk meningkatkan potensi kebun desa dengan merancang teknologi Smart Farming.

Rektor UTS Chairul Hudaya, menjelaskan Merdeka adalah singkatan dari membangun desa untuk kesejahteraan masyarakat. 

"Desa yang melakukan program merdeka batch ke-5 ini ada sebanyak 21 desa, total produk yang dihasilkan di batch 5 ada sekitar 30 produk kuliner," katanya.  

Total desa yang telah melakukan program merdeka ada 87 desa dengan dana hibah dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM)  sebanyak Rp225.800.000, dengan total sebanyak 215 mahasiswa yang diikutsertakan. 

"Output dari hibah PKKM berupa artikel populer dan modul ajar, UTS preneurship ada total 6 usaha, 4 usaha dalam bentuk penjualan produk konsumsi makanan dan minuman dan 2 usaha dalam bentuk jual jasa (pembuatan website dan aplikasi)," ungkapnya. 

Kemudian, untuk program merdeka eureka, dengan total 7 riset.

"Eureka diikuti oleh 7 orang mahasiswa UTS, mitranya terdiri dari STP, ULP3 Bima (PLN) dan SMKN 1 Sumbawa. Outputnya ada penelitian yang terpublikasi, Skripsi dan Artikel Populer," katanya menambahkan. (Irwan/tvOne/Sumbawa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya