Komitmen PPM School Membantu Anak Muda Jadi Social Entrepreneur
- Arianti Widya
VIVA – Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya dengan sumber daya yang melimpah, hal ini dapat dilihat melalui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 lalu yang tumbuh sebesar 5,2%. Sayangnya, Tanah Air ini masih memiliki banyak masalah seperti kesenjangan pendidikan, kemiskinan, dan permasalahan lingkungan seperti sampah plastik yang telah mencapai 1.278.900 ton per tahun.
Melihat kondisi ini, PPM School of Management mengambil inisiatif untuk ikut ambil andil dalam memperbaiki kondisi lingkungan, yaitu dengan berkomitmen untuk memampukan para mahasiswa paham dengan konsep Social Entrepreneurship.
Inisiatif ini juga sejalan dengan arahan pemerintah global dan Indonesia untuk mulai mengembangkan gagasan keberlanjutan di semua aspek bisnis.
Nina Ivana from PPM School of Management
- Arianti Widya
“Melalui acara ini, PPM School ingin menjadikan para mahasiswa memiliki pemikiran untuk bekerja tidak hanya tentang gaji, jabatan, namun juga bisa menunjukkan dampak apa yang bisa mereka kasih untuk dari karir yang mereka pilih,” ujar Manager Inovasi Inkubasi dan Pengembangan Usaha PPM School of Management, Nina Ivanna dalam acara Public Lecture: Creating Social Impact, pada Jumat, di @America Pasific Place, Jakarta.
Menurut Nina, saat ini semakin banyak startup yang memiliki misi sosial, dimana bisnis yang dibangun tidak hanya berorientasi pada profit, melainkan turut berperan dalam menyelesaikan masalah sosial atau lingkungan.
PPM School of Management, sekolah bisnis dan manajemen pertama di Indonesia, melalui unit inkubator bisnisnya, Bizcube, bekerja sama dengan AMINEF, mengundang Teresa Chahine, doktor kewirausahaan sosial di Yale School of Management.
Salah satu kegiatan kerjasama tersebut adalah dengan mengadakan rangkaian sesi kuliah umum kewirausahaan sosial bagi khalayak muda pada bulan Februari 2023.
Bursa Asia Dibuka Beragam Jelang Rilis Laporan Aktivitas Bisnis China dan India
Bursa Asia membuka perdagangan dengan pergerakan bervariasi pada Senin, 6 Januari 2025. Investor menunggu laporan kegiatan ekonomi dari China dan India.
