Ternyata Al-Qur'an Tidak Dibukukan Saat Masa Rasulullah, Ini 5 Alasannya

Alquran Fragmen Tubigen
Sumber :
  • Medieval.eu

VIVA Edukasi – Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah melalui Malaikat Jibril sekaligus menjadi mukjizat terbesar. Saat itu, teks-teks Al-Qur'an masih tersimpan kuat dalam ingatan para sahabat.

Ungkap Alasan Belum Mau Nikah Meski Sudah 41 Tahun, Gofar Hilman Malah Dikritik Netizen

Al-Qur’an juga belum tersusun seperti sekarang karena masih tersebar di pelapah kurma, tulang, kulit, dan sebagainya. Kemudian mengapa di zaman Rasulullah ayat-ayat Al-Qur'an tersebut tidak dikodifikasi atau dibukukan dalam satu mushaf? 

Ilustrasi Alquran.

Photo :
  • Freepik
2 Buku Inovatif Andi Afdal: Strategi Pengelolaan SDM dan Pengembangan Individu

Mengutip dari laman NU Online, Syaikh Ali As-Shabuni menjelaskan bahwa setidaknya ada 5 hal yang menjadi penyebab tidak ada kodifikasi Al-Qur'an di zaman Rasulullah. Hal ini sebagaimana ia jelaskan dalam Kitab Attibyan Fi Ulumil Qur'an (1985:58-59).

Berikut 5 Sebab Alquran Tidak Dibukukan di Zaman Rasulullah yang VIVA lansid dari berbagai sumber:

Bertemu Liga Muslim, Ketua MPR Sebut Prabowo Gembira Museum Rasulullah Dibangun di Indonesia

5 Sebab Al-Qur-an Tak Dibukukan di Zaman Rasulullah

Pertama, Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah tidak sekaligus melainkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Kondisi ini tentu tidak memungkinkan untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf sebelum ayat-ayat itu turun secara keseluruhan.

Kedua, ada sebagian ayat Al-Qur'an yang ter-mansukh. Hal ini juga tidak memungkinkan untuk mengumpulkan ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf kecuali sampai semuanya turun dengan sempurna. Dalil mengenai nasikh-mansukh ini sebagaimana termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 106:

Artinya:  Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya.

Ketiga, susunan surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur'an tidak berdasarkan waktu diterimanya wahyu oleh Rasulullah. Ada kalanya surat atau ayat diturunkan di awal tapi dalam susunannya ditempatkan menjelang akhir, seperti surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang turun di awal namun dalam penempatannya ada di surat ke-96.

Membaca Alquran.

Photo :
  • U-Report

Syaikh Ali As-Shabuni menjelaskan, ada 2 pendapat mengenai wahyu terakhir yang diterima oleh Rasulullah. Pendapat pertama adalah Surah Al-Baqarah ayat 281:

Artinya: Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).

Sedangkan pendapat kedua adalah Surat Al-Maidah ayat 3:

Artinya: Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.

Replika Alquran Mushaf Utsmani di Museum Haramain, Mekah

Photo :
  • VIVA/Dedy Priatmojo

Syaikh Ali As-Shabuni sendiri lebih setuju dengan pendapat pertama karena Surah Al-Baqarah ayat 281 diterima pada 9 hari/malam sebelum wafatnya Rasulullah. Sedangkan Surat Al-Maidah ayat 3 turun saat menunaikan ibadah haji wada. Rasulullah sendiri wafat 81 hari setelah haji wada.

Keempat, selisih waktu antara ayat yang terakhir diterima dengan waktu wafatnya Rasulullah terbilang singkat, yakni sekitar 9 hari sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Waktu yang cukup singkat tersebut dinilai tidak cukup untuk membukukan Al-Qur'an dalam satu mushaf.

Kelima, tidak ada pihak yang mendorong untuk melakukan kodifikasi Al-Qur'an karena kultur masyarakat Arab saat itu lebih mengarahkan perhatiannya pada hafalan sehingga banyak melahirkan hafidz-hafidzah yang mampu menjaga kemurnian ayat-ayat Al-Qur'an. Wallahu a’lam. (Aiz Luthfi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya