Bolehkan Umat Muslim Menerima Cokelat di Hari Valentine? Begini Kata Buya Yahya dan Lainnya

Hari Valentine
Sumber :
  • pixabay

VIVA Edukasi – Sebentar lagi hari kasih sayang atau yang dikenal dengan Valentine akan tiba. Tak dipungkiri, para perayaan hari kasih sayang tersebut banyak orang yang kerap memberikan hal-hal manis berupa hadiah, seperti cokelat, bunga, atau lainnya kepada orang yang dikasihinya. 

Kaya Manfaat, Cokelat Premium Jadi Rahasia Kelezatan Roti Lembut yang Tak Sekadar Manis

Jika melihat dari sejarahnya, hari Valentine ini berasal dari bangsa Romawi Kuno yang merupakan sebuah cara untuk memperingati kematian seorang pendeta bernama Santo Valentine. Lantas, bagaimana dalam pandangan Islam sendiri jika bicara hari kasih sayang atau Valentine ini?

Valentine day

Photo :
  • pixabay
Bertabur Cokelat hingga Hadiah, Hotel Bigland Bogor Siap Sulap Malam Tahun Baru Jadi Charlie & Chocolate Factory

Daripada penasaran seperti apa pandangan Islam terhadap momen hari Valentine tersebut? Simak berbagai penjelasan yang sudah kami rangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Kata Buya Yahya

Jangan Simpan Cokelat di Kulkas, Ini 4 Cara Tepat Menyimpannya!

Penceramah - Ulama - Buya Yahya

Photo :
  • Istiewa

Buya Yahya pernah menerangkan hal ini melalui kanal YouTube pribadinya Al-Bahjah TV yang sempat dibagikannya pada 12 Februari 2018 yang lalu. Pada video tersebut Buya menerangkan, hukum seseorang menerima hadiah atau cokelat saat hari Valentine.

Dalam ceramahanya tersebut, beliau menegaskan dengan lembutnya pada para anak muda perihal hari Valentine ini agar mereka tidak lagi terbius oleh hari kasih sayang yang dirayakan sedunia ini.

"Anda tidak perlu ikut-ikutan wahai anak-anakku semua. Kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi SAW, kasih sayang itu adalah  kasih sayang Nabi," kata Buya Yahya.

"Anda memiliki Nabi Muhammad, yang sudah mengajari kasih sayang di dalam perang. Nabi mengajari kasih sayang terhadap binatang sekalipun," ungkapnya lagi.

Tidak hanya itu, Buya Yahya juga menambahkan bahwa hari Valentine atau kasih sayang ini bukan merupakan budaya umat Islam. Pasalnya ini merupakan budaya milik dari orang-orang di luar agama Islam.

Seperti diketahui umat Islam hanya memiliki hari kasih sayang yaitu hari sambung dengan Rasulullah SAW.

"Andakan bisa membaca wahai anakku,  bagaimana kisa Valentine. Apakah kisah tentang seseorang yang shaleh dari umat Nabi Muhammad SAW atau tidak." tambahnya Buya Yahya.

Buya Yahya juga menjelaskan, bahwa umat Muslim sebaiknya jangan ikut-ikutan memeriahkan perayaan hari Valentine karena hal ini merupakan termasuk kebatilan.

"Kisah valentine day adalah kisah yang mengagungkan seorang santo yang bukan dari agama kita, mengagungkan syiar yang bukan syiar kita," ucapnya lagi.

"Dan itu adalah kebatilan yang Anda tidak boleh ikut-ikutan, tidak boleh terbawa, semeriah apapun acara itu diadakan, Anda tidak boleh ikut. Yang sudah terlanjur janjian, batalin." Tambahnya.

Jadi intinya menurut Buya, menerima cokelat maupun bunga pada hari Valentine itu tidak haram jika coklat atau hadiah yang diberikan bukanlah dari sesuatu yang diharamkan Allah SWT.  Selain itu, memberikan hadiah pada hari Valentine seperti ini tidak haram. Namun, itu akan menjadi haram jika ada nilai penganggungan kepada selain Allah SWT. 

Majelis Ulama Indonesia

Ilustrasi Hadiah saat Valentine

Photo :
  • Mulsk Beauty

Jika sebelumnya dari Buya Yahya, kini berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 Tahun 2017 yang diperingatkan umat muslim bahwa haram hukumnya merayakan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa hal. Beberapa di antaranya sebagai berikut ini;

  • Karena Hari Valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam
  • Hari Valentine dinilai menjerumuskan pemuda muslim pada pergaulan bebas seperti seks sebelum menikah
  • Hari Valentine berpotensi membawa keburukan

Selain itu, fatwa haramnya hari kasih sayang atau Valentine ini dibuat berdasarkan tuntutan Alquran, Hadis, dan pendapat Ulama, salah satunya Hadis Riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa: “Dari Abdullah bin Umar berkata, bersabda RasulullahSaw: Barang siapa yang menyerupakan diri pada suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”.(H.R. AbuDawud, no. 4031)

Sedangkan, menurut Alquran Surah Ali Imrat (3): 64, Allah berfirman bahwa penting bagi umat muslim untuk mempertegas jati diri sebagai seorang Isam dengan berperilaku sesuai tuntuntan serta menolak menyerupai identitas agama lainnya.

“Katakanlah (Muhammad), "Wahai ahli Kitab! marilah(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka) "Saksikanlah,bahwa kami adalah orang-orang muslim"(Q.S. Ali Imran[3]: 64)

Muhammadiyah

Sependapat dengan MUI Jawa Timur, rupanya dari Muhammadiyah juga memberikan pandangan yang serupa dan menganggap bahwa Valentine adalah kegiatan yang tidak seharusnya dilakukan oleh umat muslim. Dalam hal tersebut, Muhammadiyah juga menyarankan agar organisasi remaja harus kreatif dan inovatif agar bisa melakukan kegiatan positif ketimbang merayakan Hari Valentine

Nahdlatul Ulama

Berdasarkan website resmi Nahdlatul Ulama, juga pernah menyatakan perihal larangan hari Valentine bagi umat Muslim. Menurutnya, bahwa perayaan Valentine haruslah berfokus pada inti atau isi dari perayaan itu sendiri yakni untuk menolong dan mengasihi sesama umat muslim. Selain itu, perayaan tersebut harus disaring lebih baik sehingga substansinya tidak melenceng dari agama Islam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya