Rata-rata Skor IQ Anak Indonesia hanya Mencapai 78,49 Kalah dari Malaysia
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA Edukasi – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyampaikan rata-rata skor IQ anak Indonesia di tahun 2022 hanya mencapai angka 78,49. Menurutnya skor tersebut tergolong rendah.
“Keprihatinan tentu terasa, ketika kita lihat World Population Review menyampaikan bahwa IQ bangsa kita cukup rendah dibandingkan dengan beberapa negara yang lain. Salah satu sumbernya adalah low material sumber daya manusia kita belum optimal," ujar Hasto di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis 15 Desember 2022.
Capaian tersebut, kata Hasto membuat Indonesia hanya bertengger di peringkat 130 dari 199 negara di dunia yang tercatat dalam data milik World Population Review 2022.
“Capaian IQ tersebut, lebih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti rata-rata IQ anak di Laos 80,99, Filipina 81,64, Brunei Darussalam 87,58, Malaysia 87,58, Thailand 88,87, Vietnam 89,53 hingga Myanmar 91,18,” sambungnya
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembangunan sumber daya manusia di Indonesia harus dipacu lebih keras lagi, karena daya otak dan kemampuan serta bakat anak belum diasah secara optimal.
Menurut pria 58 tahun itu rendahnya kualitas disebabkan oleh faktor-faktor yang membawa dampak berulang dalam sirkulasi kehidupan. Misalnya terjadinya perkawinan dini pada anak yang menyebabkan putus sekolah, literasi rendah, kualitas pendidikan hingga terjadinya stunting.
"Literasi kita juga rendah, kualitas kita untuk high skill atau kemampuan-kemampuan yang tinggi dalam hal teknologi juga kita masih bisa dikatakan tertinggal," sambungnya
Hasto mengatakan, pemerintah telah menyusun target pada tahun 2045 agar sumber daya manusia menjadi lebih unggul berbudaya dan menguasai bidang IPTEK.
Hasto turut menekankan syarat lain untuk membangun sumber daya manusia kualitas tidak bisa terlepas dari aspek peningkatan kemampuan saja. Melainkan juga ekonomi keluarga dan akses kesehatan yang merata, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
"Oleh karena itu perhatian serius Bapak Presiden (Jokowi) mengarahkan pada keluarga keluarga muda, untuk menjadi bagian remaja mudah yang ikut menentukan masa depan bangsa," kata dia.