Awal Mula Istilah Sunah Rasul di Malam Jumat? Ini Penjelasannya!
- Pixabay
VIVA Edukasi – Malam Jumat kerap diidentikkan dengan istilah sunah rasul. Hal ini menimbulkan beragam perspekstif dan pertanyaan, bagaimana awal mula istilah tersebut muncul dikalangan masyarakat?
Dalam sebuah hadis yang dikutip Abu Nashar Muhammad bin Abdurrahman Al-Hamadani, hari Jumat merupakan hari perkawinan beberapa rasul dan orang saleh. Bahkan, Nabi Adam dan Siti Hawa, Nabi Musa dan Shafura, Nabi Sulaiman dan Bilqis, Nabi Muhammad dan Siti Khadijah, Nabi Muhammad dan Siti Aisyah, juga menikah di hari Jumat.
Mengutip penjelasan Nahdlatul Ulama dalam laman situs resminya, NU online, Imam Baihaqi juga meriwayatkan hadis Rasulullah Saw yang menyatakan keutamaan hubungan intim pada hari Jumat.
“Apakah kalian tidak bisa berhubungan badan dengan istri kalian pada setiap hari Jumat. Hubungan badan dengan istri di hari Jumat mengandung dua pahala: pahala mandinya sendiri dan pahala mandi istrinya.” (HR Baihaqi).
Hadis tersebut memunculkan istilah sunah rasul di malam jumat. Namun, ulama menilai hadis di atas memiliki nilai yang lemah sehingga tidak dapat menjadi dasar hukum.
Terkait hubungan suami istri pada malam Jumat sebagai bentuk sunah rasul juga ditolak sebagian ulama, salah satunya oleh Syekh Wahbah Az-Zuhayli.
“Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami istri di malam-malam tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tapi, ada segelintir ulama menyatakan anjuran hubungan seksual di malam Jumat,” terang Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adilatuh.
Penjelasan Syekh Wahbah Az-Zuhayli ini dengan terang menyebutkan bahwa sunah Rasulullah tidak mengusulkan hubungan suami-istri secara khusus dilakukan pada malam Jumat.