4 Fakta Unik Gambang kromong, Sejarah Panjang Musik Betawi
- Istimewa
VIVA Edukasi – Gambang kromong merupakan alat musik yang sering kita temui dalam acara masyarakat Betawi. Namun, alat musik yang satu ini memiliki sejarah yang panjang loh. Lantas seperti apa alat musik ini dan bagaimana perkembangannya di dunia musik Tanah Air?
Melansir dari buku berjudul Seni dan Budaya karya Harry Sulastianto, gambang kromong awalnya diperkenalkan oleh warga etnis Cina dan keturunannya pada zaman Penjajahan Belanda.
Saat itu, masyarakat Cina semakin banyak jumlahnya di Jakarta sehingga mereka mengembangkan musik tradisional Cina, salah satunya Gambang Kromong. Nah, penasaran mengenal lebih dalam lagi Gambang Keromong? Berikut Viva berikan ulasannya yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
Sejarah Gambang Kromong
Gambang kromong yang dimiliki oleh dua kelompok masyarakat yaitu milik masyarakat keturunan Tionghoa dan milik warga Betawi. Walaupun kedua kelompok masyarakat ini memiliki perbedaan yang mendasar, tapi komunitas ini tinggal di lingkungan yang sama, memakai dialek Betawi yang sama, dan umumnya hidup dalam golongan yang sama.
Saat zaman penjajahan Belanda, penduduk Batavia (Jakarta) berasal dari berbagai daerah seperti Jawa, Sunda, Sumatera, dan berbagai etnis asing, seperti etnis Belanda dan Cina.
Jumlah warga dari etnis Cina bertambah, sehingga mereka memperkenalkan musik tradisional gambang kromong, Kata Harry Sulastianto penggiat seni dan budaya yang juga merupakan dosen di Universitas Pendidikan Indonesia dikutip dari karya bukunya berjudul Seni dan Budaya.
Pemain Gambang Kromong
Dilaporkan dari laman resmi Kemdikbud, sebuah grup gambang kromong memiliki seorang pemimpin yang penting mulai dari mengkoordinir anggota, mencari penanggap atau klien, menentukan harga pentas, hingga upah bagi panjak atau berdasarkan keahlian yang dimiliki.
Seorang pemimpin sebuah grup gambang kromong dapat merangkap sebagai pemilik, anak atau kerabat pemilik atau panjak yang diberi wewenang oleh pemimpin sebelumnya.
Selain pemimpin, sebuah grup gambang kromong juga memiliki panjak sebanyak 8 hingga 25 orang, bergantung pada jenis musik yang dibawakan serta pesanan penanggapnya. Masing-masing panjak memiliki peran tersendiri dalam setiap pementasan berdasarkan alat musik yang mereka mainkan.
Ada yang berperan sebagai panjak gambang, panjak kromong, panjak teh-hian, panjak kong-a-hian, panjak su-kong, panjak gong dan kempul, panjak gong enam, panjak ningnong, panjak kecrek, panjak bangsing, terompet, organ, gitar melodi, bas elektrik, drum, penyanyi, penari, hingga panjak lenong.
Alat musik yang digunakan dalam gambang kromong
Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan ini adalah perpaduan alat-alat musik Tionghoa dan Indonesia, serta mendapat pengaruh dari alat musik Eropa. Alat musik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Gambang
Gambang adalah alat musik yang terdiri dari bilahan-bilahan kayu yang dibuka 18 bilah nada. Walaupun nama gambang terdapat dalam alat musik Jawa, Bali, dan Sunda yang memiliki tangga nada slendro dan pelog, tetapi alat musik gambang dan gambang kromong bertangga nada khas Cina.
2. Kromong
Kromong merupakan seperangkat gong ketel kecil yang dijual sepuluh. Instrumen dalam bentuk mirip dengan bonang Jawa, reyong Bali, dan talempong Minangkabau yang memiliki laras pentatonis sepanjang dia oktaf. Alat musik kromang ini dimainkan oleh seorang panjak yang duduk di atas kursi.
Selain dua alat musik pokok ini, pertunjukan gambang kromong juga didukung alat musik lainnya yaitu kongahyan, tehyan, sukong, ning nong, juato, basing, kempul dan gendang, gong, gendang, kecrek, gitar listrik, alat musik melodis Barat seperti terompet, dan penyanyi.
Kapan gambang kromong dimainkan?
Ada dua konteks musik gambang kromong dilakukan, yaitu sebagai pertunjukan pada pesta perkawinan warga keturunan atau acara keluarga. Kedua yaitu sebagai musik pengiring dalam teater lenong