Universitas BSI Buka Program Talent Scouting Academy
- Istimewa
VIVA Edukasi –Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sebagai Kampus Digital Kreatif sukses mengadakan Opening Ceremony Talent Scouting Academy (TSA). Program Pandu Muda Indonesia-Pahlawan Muda Digital. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Gedung Rektorat Universitas BSI, Jl Kramat Raya No 98, Senen, Jakarta Pusat.
Rektor Universitas BSI, Dr Ir Mochamad Wahyudi, menjelaskan bahwa Program Pandu Muda Indonesia merupakan program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang bertujuan memenuhi SDM agar memiliki kemampuan untuk menjadi pendamping masyarakat dalam literasi digital.
“Sedangkan TSA merupakan salah satu akademi program pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS). Program ini merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sehinga mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini bisa belajar di luar kampus selama 3 semester. Universitas BSI sebagai Kampus Digital Kreatif siap mengikuti berbagai program MBKM salah satunya program ini,” ujar Mochamad Wahyudi dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVA, Jakarta, Selasa (11/10).
Mochamad Wahyudi menambahkan, karena program ini memiliki 3 semester, mahasiswa juga bisa belajar di prodi yang sama. 2 semester di prodi yang sama, 1 semester bisa di prodi yang berbeda.
"Tujuannya agar belajar itu tidak harus sesuai dengan prodinya, sehingga mahasiswa juga dapat menambah wawasan belajar dari ilmu yang berbeda dengan prodi yang diambilnya," tegasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ir. Hedi M.Idris selaku Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Kominfo. Dalam sambutannya, ia menyampaikan TSA ini termasuk program yang baru diluncurkan dan berkolaborasi dengan program MBKM juga dimasukkan ke dalam kurikulum resmi di perguruan tinggi.
“Nantinya yang mengikuti program ini akan mempelajari tentang Entrepreneurship, Digital Marketing dan keamanan Cyber Security, yang bisa diikuti oleh berbagai background. Dalam hal ini bisa diikuti oleh mahasiswa dengan background Ekonomi, Bahasa bahkan Komunikasi dan lain-lain. Kegiatan ini bisa menjadi modal untuk mahasiswa/i jika sudah lulus, dan berkeinginan berwirausaha, mentor atau menjadi dosen profesi independen, dan sebagainya,” jelas Hedi.
Alasan kenapa Pandu Indonesia diangkat menjadi topik andalan Kominfo, lanjutnya karena ingin mendukung atau ingin mendigitalisasi UMKM, agar UMKM ini bisa menjual produknya secara global. Sehingga mereka harus dipandu dan di mentoring agar keamanan informasinya terjaga.
“Jadi harus diarahkan dengan lebih baik supaya bisa meraih pasar yang lebih besar. UMKM ini akan sangat bermanfaat kalau kita digitalisasi karena mereka dapat menjangkau, jangan sampai digitalisasi kita ini barang-barang asing yang masuk ke kita makanya harus dibalik kita harus mengeskplor atau menjual barang-barang kita keluar,” tutupnya.