Dosen Unismuh Latih Warga Bikin Pakan Ikan dari Limbah Sayur
- antara
VIVA Edukasi – Tim dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melatih warga membuat pakan ikan berbasis limbah sayur di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.
Dosen Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Unismuh Dr Murni dalam keterangannya di Makassar, Rabu (14/9), mengatakan jenis bahan dasar pakan ikan bandeng yang dapat digunakan dari bahan lokal limbah sayur, di antaranya wortel, kangkung, bayam, dan sawi.
Ia menjelaskan, pembuatan pakan ikan bandeng dimulai dengan mempersiapkan limbah sayur kemudian dicacah dan ditimbang, setelah itu dicampur dengan cairan rumen sapi sebanyak 10 ml/kg limbah sayur, kemudian di inkubasi selama empat hari.
Setelah itu, hasil fermentasi dikeringkan di bawah sinar matahari sampai tingkat kekeringan 90 persen. Setelah proses pengeringan limbah sayur, selanjutnya ditepungkan dan diformulasikan bersama dengan bahan pakan lainnya.
"Bahan lainnya yakni tepung ikan 35 persen, ampas tahu 10 persen, tepung kedelai10 persen, tepung jagung 11 persen, tepung terigu 12 persen, tepung limbah sayur 20 persen, minyak ikan 1 persen dan vitamin," katanya.
Semua bahan dicampur merata kemudian dicampur dengan air hangat sampai menjadi pasta kemudian digiling dan dicetak menggunakan cetakan ukuran 1,5 mm untuk ikan muda dan 4-6 mm untuk pembesaran ikan bandeng.
Setelah pakan dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, selanjutnya disimpan dalam wadah tertutup untuk digunakan selanjutnya.
“Menurut wawancara dengan anggota Kelompok Sipakatau, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menunjang keberlanjutan usaha budidaya ikan bandeng di tempat mereka, dan berharap pembinaan dari pihak Universitas Muhammadiyah terus dikembangkan,” tuturnya.
Apalagi berdasarkan hasil diskusi dengan Kelompok Sipakatau, mayoritas anggota kelompok pembudidaya ikan bandeng masih belum mengetahui pemanfaatan bahan baku lokal untuk dijadikan pakan ikan.
Pada umumnya peserta pelatihan menggunakan pakan ikan untuk menggantikan pakan komersil yaitu mi dan roti afkir yang diperoleh dari pasar serta PT Kima (Kawasan Industri Makassar).
"Menurut hasil diskusi dengan peserta penyuluhan, mereka membeli mie atau roti afkir untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan bandeng, sekitar 3 ton untuk satu kali siklus pemeliharaan. Hal tersebut dilakukan karena para pembudidaya tidak mampu membeli pakan komersil untuk budidaya ikannya,” katanya.
Ia mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi kurangnya pengetahuan pembudidaya ikan bandeng khususnya Kelompok Sipakatau Kabupaten Pangkep dalam memanfaatkan limbah organik seperti limbah sayur sebagai pakan ikan. (antara)