Punya Hutan Lindung, Ini 5 Fakta Wilayah Serang Banten
- Google Street View
VIVA Edukasi – Secara administratif, Serang Banten terbagi dalam dua wilayah administrasi yakni Kabupaten Serang dan Kota Serang.
Kota Serang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini berada di bagian utara Provinsi Banten, serta dikelilingi oleh Kabupaten Serang di sebelah selatan, barat, dan timur, dan Laut Jawa di sebelah utara.
Nah, Kali ini Viva akan mengulas deretan Fakta Kota Serang yang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Daerah Otonom Hasil Pemekaran
Kota Serang yang melintasi Jalan Tol Jakarta–Merak merupakan daerah otonom hasil pemekaran dari Kabupaten Serang dan resmi berdiri pada 10 Agustus 2007. Luas wilayahnya sekitar 266,71 km persegi.
Sementara, Kabupaten Serang terletak di ujung barat bagian utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Jaraknya sekitar 70 km dari Jakarta dengan luas wilayah sekitar 1.734,28 km persegi.
2. Mempunyai Sejarah Panjang
Sejarah Kabupaten Serang tidak terlepas dari sejarah Banten pada umumnya, karena wilayah ini termasuk bagian Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16.
Kabupaten Serang dibentuk sejak masa kekuasaan Kolonial Hindia Belanda, yang menetapkan hari jadinya, berdasarkan pada pendirian Kerajaan Islam Banten pada 8 Oktober 1526.
Masyarakat Serang, Banten memang tidak bisa menampilkan ekspresi dari kesenian yang bernapaskan agama Islam, yang sangat mendominasi seni budaya Banten pada umumnya .
3. Nama Berasal dari Bahasa Sunda
Nama Serang itu sendiri berasal dari bahasa Sunda, yang berarti sawah karena daerah persawahan di Serang dulunya sangat luas. Nama itu dicetuskan oleh Raja Banten yang kedua, Maulana Yusuf.
Namun, bukan itu saja hal menarik tentang Serang. Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam fakta menarik seputar Serang, Banten.
4. Kawasan Hutan Lindung
Kawasan lindung atau hutan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai.
Di Serang Selatan dan Utara, kawasan lindung ada di wilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan di wilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel.
Perkembangan yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan, sehingga diperkirakan telah terjadi sekitar 4.361,79 hektar dari awal sekitar 17.906,61 hektar menjadi tinggal sekitar 13,544,82 hektar.
5. Masjid dan Vihara yang Berdampingan
Di Serang atau tepatnya di Banten Lama yang terletak di Teluk Banten, dulunya merupakan pusat Kesultanan Banten.
Kawasan ini merupakan tempat kapal-kapal Belanda mendarat untuk pertama kalinya di Indonesia. Di daerah ini terdapat dua situs sejarah keagamaan yaitu Masjid Agung Banten dan Vihara Avalokitesvara.
Masjid Agung Banten yang terletak di Kecamatan Kasemen, daerah Banten Lama atau tepatnya 10 km arah utara dari Kota Serang ini dibangun antara tahun 1552-1570 saat Sultan Maulana Hasanuddin berkuasa.
Bangunan masjid ini memadukan unsur Jawa Kuno dan Tiongkok. Masjid Agung Banten termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia dan termasuk cagar budaya yang dilindungi.
Sedangkan, Vihara Avalokitesvara dibangun oleh tokoh penyebar Islam di tanah Jawa, yaitu Sunan Gunung Jati yang memiliki istri yang masih keturunan Kaisar bernama Putri Ong Tien. Ia membangun vihara pada 1542 di Desa Dermayon, dekat dengan Masjid Agung Banten. Pada 1774, vihara dipindahkan ke Kawasan Pamarican hingga sekarang.