Marak Perundungan, Sekolah di Tangerang Lakukan Bonding Antar Siswa
- Sherly (Tangerang)
VIVA Edukasi – Aksi perundungan di dunia pendidikan saat ini marak terjadi. Seperti beberapa pekan terakhir, terdapat 3 peristiwa perundungan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, salah satunya di wilayah Tangerang, Banten.
Melihat peristiwa itu, lembaga pendidikan lainnya pun melakukan upaya untuk menghindari aksi perundungan yang berujung kriminalitas tersebut. Seperti salah satu sekolah bertaraf internasional di Tangerang Selatan, yakni Mutiara Harapan Islamic School, yang mengadakan sebuah acara untuk menghindari kasus perundungan.
Upayanya dengan menggelar Language Fair. Di mana, kegiatan tersebut memamerkan hasil karya dari siswa pre-school yang berumur dua tahun sampai Upper Secondary (SMA).
Kepala Sekolah Secondary Mutiara Harapan Islamic School, Romansyah mengatakan, kegiatan yang memancing kreativitas siswa itu sudah dipersiapkan selama satu bulan.
"Jadi ini selama satu bulan para siswa mempersiapkan Language Fair, guru hanya mengarahkan semua yang menentukan siswanya sendiri mau ambil tema fashion show seperti apa," katanya, Jumat, 9 September 2022.
Lanjutanya, selain hasil karya, sekolah yang menggunakan kurikulum dari Cambridge tersebut juga mengadakan fashion show dari beberapa negara, lalu presentasi mengenai karya mereka.
"Jadi antar teman itu bonding satu sama lain, yang tadinya diam jadi aktif dan sebagainya," ujarnya
Menurutnya cara ini sebagai upaya pendekatan antar siswa, lantaran adanya berbagai aktivitas interaktif, yang mengharuskan siswanya saling berinteraksi.
"Antara SMP dan SMA itu sangat dekat sekali tidak ada senioritas, malah senangnya adik kelas dan kakak kelas tetap sopan. Hal lainnya mereka sangat bisa bonding aktivitas apapun, basket, project, adik kelas yang enggak paham dibantuin senior untuk Language Fair ini,".
Namun, pihaknya juga secara tegas memberikan hukuman tegas bila didapati siswa yang berani melakukan perundungan. Apalagi, jika disertai kekerasan fisik dan mengancam nyawa.
"Dari awal kita tekankan campaign anti bullying, jadi semua udah menandatangin fakta integritas sehingga bully dalam bentuk apapun, verbal fisik media sosial akan ditindak tegas. Tidak ada toleransi dan bisa dikeluarkan dari sekolah," ungkapnya.
Sementara itu, Mutiara Harapan Students Union (MHSU) atau Ketua Osis, Farrel mengatakan, dalam Language Fair ini dirasa sangat bermanfaat dalam bonding antar siswa.
"Kerasa banget ya dalam waktu satu bulan ini saling bantu kakak adik kelas di sini, jadi yang enggak kenal bisa saling kenal. Makin mempererat juga," ungkapnya.