Tips Membuat Video Pembelajaran yang Menyenangkan

Ilustrasi edit video
Sumber :
  • MakeUseOf

VIVA Edukasi – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru dan siswa di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

IHEAC 2024, Tempat Audiophile Berkumpul dan Bereksplorasi

Kegiatan yang dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Jumat 2 September 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 11.00 WIB dengan peserta sebanyak 3.907 orang. Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Webinar Membuat Video Pembelajaran yang Menyenangkan

Photo :
  • Siberkreasi
Viral Juru Parkir Liar Lakukan Pelecehan Seksual dengan Memegang Dada Korban, Pelaku Akui Tak Takut Polisi

Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang. Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.

Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan sehari-hari. Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.

Indonesia Mau Jadi Raja AI Dunia, Ada tapinya

Kemenkominfo bersama Siberkreasi pun merespon itu dengan program literasi digital nasional yang mengusung tema “Membuat Video Pembelajaran yang Menyenangkan.” Di mana webinar itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Webinar ini diawali dengan sambutan dari Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang memaparkan masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan kontenkonten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.

“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Senin (5/9).

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menjelaskan jika Kementrian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. “Sejak dilaksanakan pada tahun 2017, program lieterasi digital telah menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat, setidaknya di tahun 2022 ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kementrian Kominfo juga akan berfokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar,” jelas Menkominfo.

Untuk webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan ini, tampil sebagai narasumber pertama Yudha Wibisono, yang merupakan Sutradara Film dan Dosen Politeknik Bima Madani Cikarang yang membawakan materi Skill Digital.

Ia memaparkan jika video pembelajaran yang menarik dapat menumbuhkan minat anak dalam melakukan proses pembelajaran. Di mana video pembelajaran itu adalah sebuah tayangan yang bergerak yang disertai dengan suara sebagai bahan ajar untuk menyampaikan informasi, yang mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran.

“Dalam membuat video pembelajaran, ide dan konten dapat diperoleh dari kesukaan minat murid dalam membaca sebuah buku, baik itu komik, buku pembelajaran, novel, dll. Kemudian pengalaman pribadi dalam bapak ibu guru dalam proses pembelajaran, lalu ada kejadian sekitar, dan pertunjukan pameran seperti tarian, lukisan, dalam minat khusus kesenian,” ujar Yudha.

Terdapat pula narasumber lainnya yakni Aina Masrurin yang merupakan Manager Ceritasantri.id yang membawakan materi Etika Digital. Dalam materinya itu ia memaparkan jika terkait dengan etika hal minimal yang harus dikuasai adalah bisa menganalisis informasi, menyeleksi informasi, memahami, dan membentengi diri dari tindakan negatif, serta berpartisipasi dan berkolaborasi dengan berbagai pengguna media sosial yang terdapat di platform digital.

“Buatlah video dengan etis yaitu video yang selalu berisi tentang prinsip kemanusiaan, tepat sasaran, mengikuti aturan, faktual, tidak mengandung unsur SARA dan pornograf, mematuhi undang undang yang berlaku, buatlah video yang selalu menjaga diri dan orang di sekitar,” sebut Aina.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Rindi Antika yang merupakan seorang konten kretor dan Key Opinion Leader (KOL). Ia tampil membawakan materi Budaya Digital. Ia pun membagikan tips untuk menjadi conten creators, yakni upoadlah sesuatu yang bersifat informatif agar penonton juga dapat informasi yang bersifat informatif, konsisten dengan satu tema, konten yang menarik, dan aplikasi editing yang dapat menjadikan video itu menarik dan menyenangkan untuk ditonton.

Sebelumnya dalam webinar ini, tampil sebagai keynote Speaker adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, H Ahmad Zulinto. Di akhir sesi, para peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Indry Wijaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya