Universitas Bakrie Kukuhkan Guru Besar Prof. Dr. Tuti Widiastuti

Sidang Terbuka Senat Universitas Bakrie Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Tuti Widiastuti, S.Sos., M.Si.
Sumber :
  • Humas Universitas Bakrie

VIVA Edukasi – Universitas Bakrie  mengukuhkan satu Guru Besar baru di bidang Ilmu Komunikasi, Ilmu Studi Media dan Budaya, Prof. Dr. Tuti Widiastuti, S.Sos., M.Si.

Kemenag Perketat Seleksi Guru Besar, Kini Wajib Uji Kompetensi

Upacara pengukuhan tersebut diselenggarakan pada Selasa, 16 Agustus 2021 bertempat di kampus 1 Universitas Bakrie, Jakarta. Kegiatan ini dihadiri secara luring oleh para Senat, Yayasan Pendidikan Bakrie, undangan praktisi industri dari Kelompok Usaha Bakrie, serta para Civitas Universitas Bakrie.

Prof. Dr. Tuti Widiastuti, S.Sos., M.Si.

Photo :
  • Humas Universitas Bakrie
Meriahnya Perayaan Ulang Tahun VIVA ke-16 dengan Tema 'Big Opportunity'

Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W. Alisjahbana yang juga menjadi Ketua Senat dalam sambutannya menyatakan dengan penuh rasa syukur dan bangga, seluruh sivitas akademika Universitas Bakrie ingin memberikan selamat dan apresiasi atas dikukuhkannya Profesor baru kita, yaitu Prof. Dr. Tuti Widiastuti, S.Sos., M.Si.

“Semoga pengukuhan Guru Besar pada hari ini menginspirasi para akademisi yang lain untuk segera menjadi Guru Besar. Dengan cukup banyaknya Lektor Kepala yang kita miliki, artinya Universitas Bakrie memiliki potensi untuk menambah Guru Besar dalam jumlah yang cukup banyak,” ujar Prof. Sofia W. Alisjahbana dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Kamis (18/8).

Gubernur Lemhannas Bilang Media Punya Peran Aktif Bangun Ketahanan Nasional, Begini Caranya

Lanjut rektor, di era saat ini, media akan terus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat lebih mengenal media sebagai sebuah sarana yang dapat mengakomodir berbagai informasi yang kemudian berbentuk seperti surat kabar, televisi, film, radio, dan fotografi. 

“Namun seiring dengan perkembangan zaman, berbagai jenis media yang dulu kita konsumsi secara konvensional telah berubah dengan munculnya alat-alat elektronik seperti komputer, laptop, smartphone, dan media sosial dengan berbagai macam variasinya. Inilah era new media,” jelas rektor. 

Dengan dikukuhkannya Guru Besar baru berarti Universitas Bakrie memiliki tambahan SDM yang secara kapasitas sudah sangat teruji keilmuannya. Hal ini, tentunya akan membuat keberadaan Universitas Bakrie semakin diakui oleh masyarakat dan dunia.

Jabatan Guru Besar menunjukkan pengakuan akan kompetensi di bidang akademik. Dengan demikian, semakin banyak Guru Besar yang dikukuhkan menunjukkan semakin banyak pakar yang dimiliki. Sebagai bukti seiring peningkatan kapasitas dan kualitas SDM Universitas Bakrie, pada tahun ini Universitas Bakrie kembali berhasil meraih pendanaan dari Program Kedai Reka dan Matching Fund 2022 untuk Gelombang 3 dan Gelombang 4, Hibah Dikti, dan Hibah WCU. 

Universitas Bakrie

Photo :
  • Dok. Universitas Bakrie

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Tuti Widiastuti, S.Sos., M.Si. turut menyampaikan orasi ilmiah yang mengelaborasi topik media dan budaya komunikasi.

“Pengembangan media harus berorientasi pada penciptaan masyarakat yang terinformasi dengan baik dengan menyediakan informasi yang berorientasi publik dan menyediakan ruang publik bagi partisipasi warga,” ujarnya.

Ia menyatakan bahwa new media yang memperkuat industri media konvensional yang selama ini ada, tentu menghasilkan sejumlah konsekuensi. Sehingga, perlu diambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa industri media, pertama-tama harus melayani kepentingan masyarakat, karena kita tidak dapat menyerahkan hidup kita bersama pada belas kasihan logika keuntungan. Namun demikian, perkembangan industri media yang tepat memerlukan infrastruktur media dan membutuhkan literasi media di kalangan warga. 

Warga membutuhkan saluran untuk mengartikulasikan kebutuhan akan media, dan organisasi masyarakat sipil dapat membantu dalam menyediakan saluran-saluran itu. Mengorganisir gerakan dan terus mengembangkan literasi media warga adalah dua dari banyak cara di mana organisasi masyarakat sipil dapat memainkan peran.

Kritik terhadap media harus menjadi bagian dari wacana arus utama, dan warga serta organisasi masyarakat sipil harus bertujuan untuk ini dalam waktu dekat.

Prof. Tuti menutup orasi ilmiahnya dengan sebuah kesimpulan, yaitu “Media diberi mandat untuk memfasilitasi setiap warga negara untuk berpartisipasi penuh dalam proses demokrasi. Perkembangan industri media yang didorong oleh pasar logika harus diimbangi dengan berkontribusi dalam menentukan kebijakan dan wacana yang berkaitan dengan kehidupan warga negara”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya