Kemendikbudristek Dorong Pentingnya Kombinasi Kearifan Lokal dan Sains
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA Edukasi – Indonesia ingin menekankan pentingnya kombinasi kearifan lokal serta sains dan teknologi untuk mendorong kehidupan yang berkelanjutan dalam pertemuan tingkat menteri kebudayaan negara anggota G20 pada September nanti.
"Kita tidak mungkin kembali ke masa lalu yang jauh karena itu kombinasi antara kearifan lokal dengan sains dan teknologi itu luar biasa penting dan itu yang sebetulnya yang ingin kita rangsang melalui pembicaraan di Culture Minister Meeting dan nanti pendanaan global akan terarah ke sana," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam diskusi virtual FMB9 yang diikuti dari Jakarta, Kamis (11/8).
Hilmar memberi contoh bahwa menurut studi bahwa pengelolaan ekosistem mangrove yang dilakukan berdasarkan tradisi sehingga kelestariannya tetap terjaga berpotensi menghasilkan senilai 20.000 dolar AS (sekitar Rp296 juta) per hektare setiap tahunnya.
Namun, untuk menghasilkan nilai tersebut bergantung tidak hanya dengan kearifan lokal tapi juga riset, manajemen dan masuknya teknologi untuk semakin memaksimalkan tradisi yang sudah ada tersebut.
Dia menyebut bahwa banyak tradisi dan kearifan lokal yang sudah dikenal lama di masyarakat dan masih relevan dengan kehidupan saat ini.
"Culture di sini melihatnya sebagai sumber untuk memikirkan solusi yang sifatnya jangka panjang, berkelanjutan," jelasnya.
Presidensi G20 Indonesia dalam pertemuan di Forum G20 Bidang Kebudayaan mendorong adanya pendanaan global untuk kebudayaan untuk mendorong perluasan penerapan gaya hidup berkelanjutan serta membantu akselerasi pemberdayaan serta perkembangan ekonomi berbasis seni dan budaya.
Pertemuan tingkat menteri kebudayaan negara anggota G20 sendiri diadakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada September mendatang. Selain acara pertemuan akan diadakan pula kirab budaya, rapat raksasa, orkestra G20 dan ruwatan bumi.(antara)