Tips Berteman Anak dan Orang Tua di Media Sosial

Webinar Kesenjangan Digital: Berteman Dengan Anak dan Orang tua di Media Sosial
Sumber :
  • Siberkreasi

VIVA Edukasi – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru dan siswa di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.

Kemenag Beri Bimtek Bantuan Digital ke 120 Lembaga Pendidikan Diniyah Formal

Kegiatan yang dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Kamis 4 Agustus 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 11.00 WIB dengan peserta sebanyak 3.246 orang. Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Ini lantaran dari laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya.

Generasi Z dan milenial aktif di media sosial.

Photo :
  • Pixabay
10 Cara Menemukan Inspirasi Bisnis yang Potensial dan Kreatif!

Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia. Kemenkominfo pun merespons hal itu dengan program literasi digital nasional dengan tema webinar kali ini yakni “Kesenjangan Digital: Berteman Dengan Anak dan Orang tua di Media Sosial.”

Di mana kegiatan ini menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Sewot dan Malah Julid Lihat Unggahan yang Bahagia dan Sukses? Ustaz Hanan Attaki: Itu..

Webinar ini diawali dengan sambutan dari Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang memaparkan risiko dari masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.

“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Jumat (5/8).

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menyatakan jika Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan. Pihaknya pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital.

iklan digital.

Photo :
  • Winstarlink

“Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ucap Menkominfo Jhonny G. Plate.

Dalam webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Kota Bukittinggi ini, tampil sebagai narasumber pertama yakni Luqman Hakim Bruno, yang merupakan seorang Content Creator yang membawakan materi Budaya Digital. Ia menyebut adanya perubahan gaya hidup menjadi serba digital, membuat masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital, dan ini membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun, sehingga diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan dalam bermedia digital.

Karenanya diperlukan kompetensi digital yang di antaranya memahami keamanan digital bagi anak. “Mengapa harus orang tua dan anak? Karena orang tua dan anak adalah kelompok yang rawan dalam bermedia digital. Orang tua merupakan migran digital dan anak anak yang secara mental dan pengalaman masih minim,” ujar Luqman.

Tampil sebagai narasumber kedua, Wali Kota Bukittinggi, H. Erman Safar yang membawakan materi Etika Digital. Erman Safar memaparkan dalam berinteraksi dan berkomunikasi di dunia digital ada orang- orang dan juga ada sistem nilai yang membatasi cara bermedia digital. Yakni etika dan etiket, di mana etika adalah nilai yang ada sebuah sistem yang muncul oleh alam bawah sadar yaitu nilai moral atau adab, sedangkan etiket adalah cara kita berinteraksi dengan sekelompok orang.

“Tindakan etis terkait konten negatif yaitu analisa terlebih dahulu konten negatifnya, verifikasi konten pornografi, jangan menshare atau mendistribusikan konten negatif, produksilah konten yang bermanfaat/positif,” jelasnya.

Sedangkan pemateri terakhir dalam webinar ini yakni Chaaarania yang merupakan seorang content creator dan Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Kecakapan Digital. Ia menilai jika cakap digital adalah pandai melakukan atau pandai memanfaatkan media sosial digital, menggunakan mesin pencarian informasi, serta aplikasi dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital.

Karena itu menurutnya penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan media sosial. Dalam webinar ini juga tampil sebagai keynote speaker Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy.

Di akhir sesi Webinar ini, peserta diberi kesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan dan dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Aida Gunawan.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Siberkreasi di Instagram @siberkreasi, TikTok @siberkreasi.id, Twitter @SiBerkreasi, dan Facebook Siberkreasi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya