Macam Macam Puasa Sunnah yang Bisa Dilakukan Umat Muslim
- pixabay
VIVA Edukasi – Macam macam puasa sunnah, tak lain dikerjakan oleh umat muslim, semata - mata untuk mencari pahala dan ridho Allah SWT.
Sunnah merupakan sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah menjalani hidupnya, yang jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan tidak mengapa.
Puasa Sunnah dilakukan untuk menahan diri dari kegiatan makan dan minum, serta segala hal yang membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga waktu berbuka, yaitu saat maghrib tiba.
Bisa diartikan bahwa puasa sunnah adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk dilakukan bagi umat islam, akan tetapi jika puasa tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Macam-macam puasa sunnah bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Macam Macam Puasa Sunnah
Nah, berikut adalah macam - macam puasa sunnah yang dapat dilakukan umat Muslim :
Puasa Sunnah Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Dalam sebuah hadist Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalah telah bersabda yang artinya: “Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bln Dzulhijjah).” (Hadist Riwayat al-Bukhari). Dan dalam Taudhih Al-Ahkam, Asy-Syaikh Abdullah Al-Bassam berkata: "Puasa hari arafah adalah puasa sunnah yang paling utama berdasarkan ijma’ para ulama.”
Bagi yang melakukan ibadah haji, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Imam Ahmad RadiAllahuanhu mengatakan bahwa “Jika ia sanggup berpuasa maka boleh berpuasa, tetapi jika tidak hendaklah ia berbuka, sebab hari ‘Arafah memerlukan kekuatan (tenaga).
Puasa Sunnah Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yang jatuh pada 8 Dzulhijjah. Puasa ini termasuk puasa di 10 hari menjelang Iduladha. Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW berkata: "Tak ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).” (HR. Tarmidzi)
Dalam hadis yang disebutkan di atas, puasa 7 hari ini bisa ditambah dengan 2 hari puasa lain, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
Rasulullah SAW menganjurkan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi SAW bersabda, "Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dan meneruskan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa di sepanjang tahun.” (HR. Musim)
Meski demikian, puasa enam hari ini tidak boleh dilaksanakan saat Lebaran 1 Syawal. Hari tersebut tergolong dalam waktu yang diharamkan. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim)
Puasa Sunnah Dzulhijjah
Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan puasa Dzulhijjah di masa hidupnya. Puasa ini berlangsung pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yakni tanggal 1-7 bulan Dzulhijjah.
Tercatat dalam hadis riwayat Ahmad dan An Nasa'i, yang berasal dari Hafshah RA, dia menuturkan, "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu: puasa Asyura (10 Muharram), puasa 10 hari bulan Dzulhijjah, puasa 3 hari setiap bulan, dan salat 2 rakaat sebelum sholat fajar (subuh).” (HR. Ahmad)
Puasa Sunnah Daud
Macam macam puasa sunnah yang keempat adalah puasa sunnah daud. Puasa sunah seperti Nabi Daud dilaksanakan dengan selang seling, satu hari berpuasa dan satu hari berbuka. Puasa ini dicintai oleh Allah SWT.
"Maka berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku berkata, sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih dari itu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu” (HR. Bukhari).
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh adalah tiga hari berturut-turut dalam satu bulan, setiap tanggal 13, 14, dan 15 penanggalan Hijriyah.
Terdapat dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Berpuasalah selama tiga hari pada setiap bulan, karena sesungguhnya kebaikan dikalikan sepuluh, sehingga puasa itu (3 hari) sama dengan puasa satu tahun penuh.” (HR Bukhari dan Musllim)
Puasa Sunnah Senin Kamis
Puasa sunnah senin kamis adalah yang paling sering dilakukan Rasulullah SAW. Apalagi, puasa senin kamis dapat dilakukan hampir kapan saja setiap minggunya, asal jatuh di hari Senin dan Kamis.
Sebuah hadis meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis.”Dan ketika Rasulullah ditanya tentang alasnnya, Beliau bersabda “Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan.” Maka Allah pun berfirman ‘Tangguhkan keduanya’” (HR. Ahmad).
Keutamaan puasa Senin Kamis dijelaskan dalam riwayat Tirmidzi, “Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi).
Puasa Sunnah Tasua
Puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 9 Muharam. Puasa ini dilakukan untuk mengiringi puasa yang dilakukan pada keesokan harinya yaitu di tanggal 10 Muharam karena di hari yang sama yaitu tanggal 10 Muharam orang-orang Yahudi juga melakukan puasa. Puasa di tanggal 9 Muharam dapat membedakan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Puasa Sunnah Asyura
Puasa Asyura menjadi puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Seutama - utama puasa setelah Ramadan ialah puasa di bulan Muharam, dan seutama-utama salat sesudah salat fardu, ialah shalat malam” (HR. Muslim).
Puasa Sunnah Syaban
Lalu, yang terakhir ada ada puasa sunnah syaban. Dari Aisyah RA, beliau berkata: “Adalah Rasulullah SAW berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa.
"Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Daud).