8 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Kuliah di Jurusan Farmasi

Ilustrasi apoteker.
Sumber :
  • NBCNews

VIVA Edukasi – Pada mulanya, jurusan farmasi banyak dipandang sebelah mata lantaran jarang terdengar dan dirasa kurang memperlihatkan eksistensinya. Tapi kini, popularitas jurusan farmasi semakin meningkat seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun. Hal ini bisa dilihat secara langsung dari jumlah peminat yang semakin bertambah setiap tahun, baik di perguruan tinggi negeri atau swasta. 

Mahasiswa Tuntut Polda Banten Netral di Pilkada 

Farmasi merupakan salah satu jurusan kuliah yang termasuk ke dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau saintek di bidang kesehatan. Jurusan farmasi fokus dalam mempelajari berbagai obat-obatan dan menjadi jurusan gabungan dari ilmu biologi, kimia, dan kesehatan. Dalam beberapa perguruan tinggi farmasi masuk ke dalam Fakultas Farmasi. 

Tapi, di beberapa perguruan tinggi lain, jurusan ini masih tergabung ke dalam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Seorang lulusan farmasi nantinya akan mendapatkan gelar Sarjana Farmasi atau S.Farm. Nah, untuk kamu yang tertarik dengan jurusan farmasi berikut adalah ulasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber. 

Akselerasi Ketahanan Industri Obat Nasional, Komisi IX Dorong OMAI Masuk JKN

Ilmu Farmasi

Ilustrasi beli obat bisa lewat layanan telefarmasi.

Photo :
  • vstory
Perluas Jaringan Karier Lulusan PTKIN, Kemenag Gelar 'Gebrak Kampus' di Cirebon

Tidak hanya sekadar mempelajari tentang cara dan teknologi pembuatan obat-obatan, ilmu farmasi juga mempelajari tentang cara penyimpanan, penyediaan, dan juga penyalurannya. Mahasiswa farmasi akan mempelajari tentang senyawa dan sintesis obat, kemudian meraciknya menjadi sebuah obat yang layak dan aman untuk dikonsumsi. 

Farmasi juga berhubungan erat dengan penyebab penyakit, dan obat yang pas untuk mengatasinya. Sebab itu, cara kerja obatnya di dalam tubuh akan dipelajari secara detail. Tidak cukup dengan teori, mahasiswa farmasi juga akan banyak melakukan kegiatan praktik maupun praktikum meracik obat di laboratorium

Tidak Melulu Soal Obat

Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran dan Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Apoteker Indonesia, Keri Lestari.

Photo :
  • VIVA/Siti Sarifah Alia

Saat mendengar kata farmasi, mungkin dalam pikiran sebagian besar orang akan menjawab belajar tentang obat. Jawaban itu tidak sepenuhnya salah, meski demikian, jawaban bahwa farmasi hanya mempelajari tentang obat-obatan harus diluruskan. Hal ini karena jurusan farmasi bukan hanya mempelajari soal obat-obatan. 

Ada banyak sekali produk lain yang dapat diracik dengan dasar ilmu farmasi. Seperti makanan, kosmetik, serta perawatan kulit. Produk-produk itu memakai zat dan senyawa khusus yang mungkin susah dipahami oleh orang awam. Nah, di sini orang yang bergerak di bidang farmasi memiliki kemampuan untuk menakar apakah zat yang ditambahkan dalam produk sudah sesuai. 

Lebih Banyak Praktik

Praktikum Anatomi

Photo :

Beberapa dari kamu mungkin sudah bisa menebak bahwa kegiatan perkuliahan mahasiswa farmasi akan dipenuhi dengan praktikum ketimbang sekadar membahas teori di dalam kelas. Sekitar 70 persen kegiatan perkuliahan di jurusan farmasi akan diisi dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal ini bukan tanpa alasan karena untuk membiasakan diri. 

Sebab, bila seorang mahasiswa telah dinyatakan lulus akan bekerja di lingkungan yang didominasi dengan kegiatan di dalam laboratorium. Untuk kegiatan praktikum farmasi sendiri bisa sangat panjang. Satu praktik di laboratorium bisa berdurasi sampai 4 jam. Padahal, bisa jadi dalam satu hari mahasiswa ini memiliki jadwal laboratorium lebih dari sekali. 

Mata Kuliah Jurusan Farmasi

Peneliti Mahasiswi Fakultas Farmasi UGM

Photo :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita (Yogyakarta)

Mungkin kamu masih penasaran dengan mata kuliah yang akan dipelajari di jurusan farmasi. Mata kuliah di jurusan ini tentu sangat berkaitan erat dengan dunia medis. Kamu juga akan mempelajari tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lebih mendalam lagi. Seperti belajar tentang mata kuliah fisika dan kimia ketika masuk ke farmasi. 

Selain itu, kamu juga akan akan diajak untuk memahami dengan benar anatomi manusia. Sebagian besar mata kuliah disampaikan dengan metode praktik agar mahasiswa bisa langsung memahami tentang bagaimana cara kerja di bidang farmasi. 

Nantinya kamu juga akan bisa memilih penjurusan maupun konsentrasi sesuai dengan minat yang dipilih. Kamu bisa memilih penjurusan yang tersedia di setiap kampus. Dari ini, kamu bisa memilih pekerjaan yang akan ditekuni di masa mendatang, berikut ulasannya. 

Penjurusan

Obat-obatan

Photo :
  • Times of India

Jurusan farmasi juga mempunyai konsentrasi maupun peminatan yang memungkinkan seorang mahasiswa untuk lebih fokus untuk menelaah turunan dalam ilmu farmasi. Setiap universitas mempunyai kebijakan tersendiri untuk menentukan peminatan ini. Secara umum, ada empat peminatan yang ada dalam jurusan farmasi. 

Pertama adalah farmasi sains dan teknologi, sebuah peminatan yang lebih fokus dalam mengembangkan obat yang ada atau obat baru. Kemudian ada farmasi industri yang lebih fokus untuk mendalami industri pengolahan obat dalam skala besar. 

Berikutnya adalah farmasi klinik, sebuah ilmu farmasi yang lebih dalam mempelajari tentang ilmu untuk klinik, rumah sakit, dan apotek. Penjurusan terakhir adalah farmasi bahan alam, sebuah peminatan yang menitikberatkan pada pembuatan obat yang berasal dari bahan organik maupun bahan alami seperti obat herbal. 

Tahapan Pendidikan Farmasi

Obat-obatan.

Photo :
  • U-Report

Salah satu prospek kerja dari jurusan farmasi adalah menjadi seorang apoteker. Tapi, untuk saat ini kamu tidak dapat langsung menjadi seorang apoteker bila hanya baru lulus S1. Begitu kamu dinyatakan lulus dan memegang gelar sarjana farmasi (S.Farm), kamu harus mengambil studi lanjutan apoteker untuk mendapatkan gelar apoteker (Apt.) yang diakui dan buka praktik. 

Selain menjadi seorang apoteker, bila kamu memilih untuk menempuh pendidikan di jurusan farmasi ada juga prospek kerja yang lain. Kamu bisa bekerja di lembaga penelitian milik pemerintah seperti BPOM dan Kemenkes maupun milik swasta. Di samping itu, kamu juga bisa meniti karier sebagai pengembang, konsultan, serta penjamin mutu obat, makanan, atau kosmetik. 

Lama Kuliah

Ilustrasi, mhasiswa sedang kuliah di kelas

Photo :
  • vstory

Secara umum, kuliah dengan mengambil jurusan ini bisa ditempuh dalam kurun waktu sekitar 3,5 sampai dengan 4 tahun untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm). Setelah itu, lulusan S2 bisa mengambil pendidikan profesi apoteker selama satu tahun untuk menjadi apoteker dan memperoleh gelar Apt. Seorang lulusan apoteker banyak diperlukan dalam berbagai perusahaan, sehingga disarankan untuk mengambil profesi tersebut. 

Peluang Kerja

Ilustrasi apoteker.

Photo :
  • NBCNews

Seperti yang sudah disinggung di atas, ada beberapa prospek kerja untuk seseorang yang lulus dari jurusan ini. Mulai dari bekerja di bidang farmasi industri yang banyak diincar oleh lulusan farmasi. Pekerjaan di bidang industri, lulusannya akan ditempatkan dalam bagian research and development guna menentukan formula, teknik pembuatan, dan spesifikasi bahan baku obat. 

Seorang lulusan farmasi juga dapat bekerja dalam bidang pendidikan. Misalnya dengan menjadi seorang guru maupun dosen yang berfokus di mata kuliah jurusan farmasi. Untuk yang ingin menjadi dosen, kamu harus menempuh pendidikan minimal S2. Besaran gaji yang diperoleh biasanya Rp4 juta per bulan, tanpa tunjangan dan lainnya. 

Selain itu, kamu juga bisa menjadi seorang pengusaha, lho. Dengan berbekal ilmu yang dimiliki, lulusan farmasi bisa membuka apotik sendiri. Untuk membuka apotik, perhatikan beberapa syarat khusus untuk perizinannya. Kemudian kamu juga  bisa menjadi seorang peneliti, terlebih di Indonesia ada banyak subjek penelitian yang dapat dilakukan untuk lulusan farmasi. 

Ilustrasi vitamin/obat.

Kemenkes dorong Produksi Obat dalam Negeri agar Tak Bergantung Produk Impor

Terkait dengan mekanisme produksi obat dalam negeri juga sudah terimplementasikan sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN).

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024